Tuesday 15 January 2013

PEMILIHAN DAN KEGUNAAN BAHAN AJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN



PEMILIHAN DAN KEGUNAAN BAHAN AJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN
DISUSUN BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI MATA KULIAH SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :
1.     Dara Yunita Mega Saputri                    (201010060311001)
2.     Sari Nur Meilisa                                    (201010060311004)
3.     Zam Agung Taruna                                (201010060311022)
4.     Indah Wati Dewi                                    (201010060311023)     
5.     Riki Susanto                                          (201010060311043)




JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
Pengertian Bahan Ajar

            Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training)1.
            Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu2.

Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Anonim 2006). 3
1.      Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
2.      Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3.      Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.


Fungsi Bahan Ajar
Bahan ajar berfungsi sebagai :
1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
Macam-macam Bahan Ajar
Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya, maka akan terdapat paling tidak empat jenis yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/ maket.
Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) peserti video compact disk, film.
Bahan ajar interaktif (interacitive teaching material) seperti compact disk interaktif.
  1. 1. Bahan Ajar Cetak (Printed)
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
  1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari.
  2. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
  3. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
  4. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
  5. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja.
  6. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.
  7. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar.
  8. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
  9. a. Handout.
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
  1. b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
  1. c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
1) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
2) Kompetensi yang akan dicapai
3) Informasi pendukung
4) Latihan-latihan
5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
6) Evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
  1. d. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/tidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik.
  1. e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
  1. f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
  1. g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
2) Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
3) Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.
i. Model/Maket
Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan melihat benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat melihat secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalui sebuah model. Biasanya model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya. Bahan ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.
  1. 2. Bahan Ajar Dengar (Audio)
  2. a. Kaset/Piringan hitam/Compact disk
Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa, atau pembelajaran musik. Bahan ajar kaset tidak dapat berdiri sendiri, dalam penggunaannya memerlukan bantuan alat dan bahan lainnya seperti tape recorder dan lembar skenario guru.
  1. b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah program pembelajaran melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu kejadian/fakta yang sedang berlangsung.
3. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)
a. Video/Film
Seperti halnya wallchart, video/film juga alat bantu yang didesain sebagai bahan ajar. Program video/film biasanya disebut sebagai alat bantu pandang dengar (audio visual aids/audio visual media). Umumnya program video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar. Baik tidaknya program video tantu saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisis kurikulum, penentuan media, skema yang menunjukkan sekuensi (dikenal dengan skenario) dari sebuah program video/film, skrip, pengambilan gambar dan proses editingnya. Beberapa keuntungan yang didapat jika bahan ajar disajikan dalam bentuk video/film, antara lain:
1) Dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri.
2) Sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang komunikatif dan dapat diulang-ulang.
3) Dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak, kompleks yang sulit dilihat dengan mata.
4) Video dapat dipercepat maupun diperlambat, dapat diulang pada bagian tertentu yang perlu lebih jelas, dan bahkan dapat diperbesar.
5) Memungkinkan pula untuk membandingkan antara dua adegan berbeda diputar dalam waktu bersamaan.
6) Video juga dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, mengangkat suatu situasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview, dan menampilkan satu percobaan yang berproses.
Kekurangan dari program video adalah proses pembuatannya yang memerlukan waktu relatif lama dan biaya besar. Namun demikian jika diproduksi oleh organisasi tertentu dan dalam jumlah yang besar, maka harganya akan menjadi lebih murah apalagi dibandingkan dengan kemanfaatannya. Apalagi film yang memerlukan proses lebih rumit dibandingkan dengan video. Saat ini film sudah jarang digunakan bahkan pembuatan film untuk komersialpun sudah sangat berkurang dibandingkan dengan program video.
  1. b. Orang/Nara Sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui keterampilannya seseorang dapat dijadikan bahan belajar, bahkan seorang guru dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik, maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian maka dalam menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri melainkan dikombinasikan dengan bahan tertulis.
4. Bahan Ajar Interaktif
Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of Interactive Multimedia, p. 1 dijelaskan sebagai berikut:
Interactive multimedia is the combination of two or more media (audio, text, graphics, images, animation, and video) that the user manipulates to control the order and/or nature of the presentation. (www.trincoll.edu/depts/ libtech/procedures/computer.html, September 3, 1997 (rev.11/2/98)
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Saat ini sudah mulai banyak orang memanfaatkan bahan ajar ini, karena di samping menarik juga memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Biasanya bahan ajar multi media dirancang secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaannya hingga penilaian.
Bahan Ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk (CD).
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
A. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Guna mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik diperlukan analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis dimaksud dijelaskan sebagai berikut:
  1. 1. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar dengan cara mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang menandai bahwa suatu KD telah dicapai, materi pokok, dan pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik. Sehingga dari analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. Berikut diberikan contoh analisis kurikulum untuk menentukan jenis bahan ajar.


 












2. Analisis Sumber Belajar
Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.
3. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya.
PEMILIHAN BAHAN AJAR
  1. A. Memilih Bahan Ajar Cetak
Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai bagaimana menyusun bahan ajar cetak. Pada bab ini akan dibahas mengenai pertimbangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar cetak yang telah ada di pasaran atau yang tersedia di lingkungan kita.
Pada prinsipnya dalam memilih bahan ajar cetak harus memperhatikan informasi yang terkandung dalam bahan tertulis tersebut, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak. Sehingga jangan sampai terjadi bahan ajar yang dipilih terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta didik dalam mencapai kompetensinya. Dalam memilih bahan ajar cetak akan dibahas satu persatu sebagai berikut:
1. Memilih Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih handout adalah;
  1. Substansi materi memiliki relevansi yang dekat dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
  3. Padat pengetahuan.
  4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
  5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  6. Menuntun pembicara/guru secara teratur dan jelas.
  7. Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
2. Memilih Buku
Dalam memilih buku sebagai sumber belajar seorang guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Materi dalam buku mencakup paling tidak memberikan penjelasan secara lengkap antara lain tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
  3. Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan.
  4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  6. Penampilan fisik bukunya menarik/menimbulkan motivasi untuk membaca.
  7. Buku dapat dibeli di toko-toko buku, kalau buku berbahasa asing dapat dipesan melalui internet.
3. Memilih Modul
Modul memang jarang tersedia di pasaran, akan tetapi jika suatu ketika tersedia modul dan berminat untuk memanfaatkannya, maka beberapa hal penting dapat dipertimbangkan dalam memilih modul, yaitu:
  1. Substansi materi relevan dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Modul tersusun secara lengkap, paling tidak mencakup antara lain; judul, pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan penilaian.
  3. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
  4. Padat pengetahuan.
  5. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
  6. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  7. Menuntun guru dan siswa sehingga mudah digunakan.
  8. Beberapa modul dapat di download dari internet.
4. Memilih Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa saat ini banyak tersedia di pasaran, akan tetapi dalam memanfaatkannya perlu kehati-hatian. Untuk itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih LKS yang dijual di pasaran, yaitu:
  1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuaikan dengan yang tertuang dalam buku Kurikulum 2004.
  2. Pernyataan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.
  3. Dilengkapi dengan petunjuk bagi guru/siswa.
  4. Memiliki daya pikat terutama dari segi penyajian tulisan, tugas-tugas, dan penilaiannya.
  5. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang memudahkan guru/siswa dalam mengajar/belajar, misalnya petunjuk tentang referensi yang dapat diacu terkait dengan materi yang dipelajarinya.
  6. LKS seharusnya sudah memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, hal ini harus tertuang dalam petunjuk.
  7. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  8. Menuntun pembicara/guru secara teratur dan jelas.
  9. Dapat dibeli di pasaran.
  10. Substansi materi dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan siswa.
5. Memilih Brosur
Brosur biasanya tersedia di tempat-tempat seperti museum, obyek wisata sejarah, perusahaan swasta. Brosur yang baik dan dapat secara langsung digunakan sebagai bahan ajar apabila memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut:
  1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Materi memberikan informasi secara lengkap dan jelas tentang substansi yang disajikan.
  3. Padat pengetahuan.
  4. Kebanaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  6. Menarik peserta didik untuk membacanya baik dari penampilannya maupun isinya.
  7. Dapat diambil dari berbagai tempat yang menyediakan brosur baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.
6. Memilih Leaflet
Seperti halnya brosur, leaflet juga dapat diperoleh dari berbagai tempat seperti museum, obyek wisata, instansi pemerintah maupun swasta. Dalam memilih leaflet sebagai bahan ajar perlu mempertimbangkan hal-hal antara lain sebagai berikut:
  1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang penting sebagai informasi.
  3. Padat pengetahuan.
  4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
  5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  6. Menarik peserta didik untuk membacanya baik penampilan maupun isi materinya.
  7. Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah, swasta, atau hasil download dari internet.
7. Memilih Wallchart
Dalam memilih wallchart perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan sajiannya, antara lain:
  1. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk wallchart harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Bagan atau grafik yang disajikan harus benar secara substansi atau dengan kata lain tidak menampilkan data yang salah.
  3. Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis.
  4. Ada perimbangan antara besarnya kertas dengan bagan yang ada didalamnya, sehingga bagan tampak indah dipandang. Biasanya sebuah lembaran wallchart tidak akan habis oleh bagan yang ada didalamnya, melainkan terdapat sisa di sisi kanan, kiri, atas, dan bawahnya.
  5. Beberapa wallchart dapat dibeli di toko.
8. Memilih Foto/Gambar
Dalam memilih foto/gambar perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan sajiannya, antara lain:
  1. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk foto/gambar harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Gambar yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  3. Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis dan enak dilihat.
  4. Gambar menampilkan judul atau keterangan.
  5. Beberapa foto/gambar dapat dibeli di toko buku.

9. Memilih Model/Maket
Model atau maket di pasaran belum banyak dijual, umumnya barang-barang itu khususnya model diimpor dari luar negeri. Model bidang fisika misalnya, banyak diimpor dari Jerman. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar model/maket, yaitu:
  1. Model/maket memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan.
  2. Model/maket memiliki ukuran tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak terlalu berat, sehingga dapat dipndidah-pindahkan oleh satu orang.
  3. Kalau model untuk biologi berukuran sama dengan benda aslinya.
  4. Model/Maket dapat didapat selain di toko dapat juga dilihat di sumber belajar seperti museum atau perpustakaan.
B. Memilih Bahan Ajar Audio
Seperti halnya memilih bahan ajar cetak, dalam memilih bahan ajar audio juga harus mempertimbangkan berbagai hal yang terkait dengan kriteria sebagai bahan ajar. Terutama kaitan antara substansi materi yang tersaji dengan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.
Berikut disajikan berbagai pertimbangan dalam memilih bahan ajar audio, secara rinci sebagai berikut:
1. Memilih Kaset/PH/CD
Dalam memilih kaset/PH/CD sebagai bahan ajar dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk kaset/PH/CD harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Kaset/PH/CD yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  3. Direkam pada pita kaset/PH/CD yang baik agar jelas didengar.
  4. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
  5. Beberapa kaset/CD dapat dibeli di toko buku.
2. Memilih Radio
Dalam memilih radio sebagai bahan ajar, dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Substansi materi yang disajikan dalam program radio harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  3. Direkam terlebih dahulu atau siaran langsung yang baik agar jelas didengar.
  4. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
  5. Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.
C. Memilih Bahan Ajar Audio Visual
1. Memilih Video/film
Video/film untuk keperluan pendidikan yang tersedia di pasaran memang belum banyak tersedia, namun jika suatu ketika diperlukan untuk membeli, maka dalam memilihnya perlu mempertimbanngan beberapa hal antara lain sebagai berikut:
  1. Substansi materi yang disajikan dalam video harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Alur cerita yang ada dalam program video merupakan sajian menarik dan diturunkan dari standar kompetensi atau kompetensi dasar dalam kurikulum.
  3. Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajarinya.
  4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
  6. Pilih video yang sesuai misalnya apakah mengangkat suatu situasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview, atau bahkan menampilkan satu percobaan yang berproses.
2. Memilih Orang/Nara sumber
Orang atau nara sumber di samping sebagai bahan ajar dapat juga sebagai sumber belajar. Sebagai bahan ajar orang memiliki kriteria sebagai berikut:
  1. Memiliki latar belakang pendidikan/pengalaman/keahlian yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
  2. Memiliki kemampuan untuk menyampaikan kepintarannya atau keahliannya kepada orang lain, ditunjukkan dengan adanya biodata atau matriks kompetensi.
  3. Nara sumber dapat dijumpai di instansi pemerintah atau swasta.
D. Memilih Bahan Ajar Interaktif
Bahan ajar interaktif saat ini telah mulai diproduksi, sehingga jika diperlukan untuk pengadaannya perlu memperhatikan beberapa hal dalam memilihnya, yaitu:
  1. Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  3. Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
  4. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
  5. Sajiannya menarik.


A.    Bahan Ajar Cetak/ Visual
Hand Out
Buku
  1. Substansi materi memiliki relevansi yang dekat dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  2. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
  3. Padat pengetahuan.
  4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
  5. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
  6. Menuntun pembicara/guru secara teratur dan jelas.
  7. Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.

1        Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2        Materi dalam buku mencakup paling tidak memberikan penjelasan secara lengkap antara lain tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
3        Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan.
4        Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
5        Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
6        Penampilan fisik bukunya menarik/menimbulkan motivasi untuk membaca.
7        Buku dapat dibeli di toko-toko buku, kalau buku berbahasa asing dapat dipesan melalui internet.














No comments:

Post a Comment