Menggali dan Mengembangkan Potensi
Siswa Melalui Berbagai Kompetisi
Disusun Berdasarkan Standar Kelulusan
Kompetensi Mata Kulian Perkembangan Peserta Didik
OLEH :
1.
Zam
Agung Taruna (201010060311022)
2.
Yanuari
Dwi Winarti (201010060311009)
3.
Sari
Nur Meilisa (201010060311004)
4.
Mahardhika
Dunung Ragarta (201010060311019)
5.
Ratu
Fadillah Lestari (201010060311036)
6.
Seno Prayuda (201010060311043)
Pendidikan
Matematika
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah
Malang
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Saudara Mahasiswa mari kita cermati
artikel dibawah ini. Di tengah keterpurukan pendidikan nasional, sejumlah siswa
mencetak beragam prestasi yang mengharumkan nama bangsa di dunia internasional.
Dengan segala keterbatasannya, mereka mampu merajai berbagai ajang lomba atau
olimpiade tingkat dunia. Kepedulian
yang tinggi
terhadap lingkungan, telah membuat Adrienne T
Sulistyo dan Vici R Tedja, meraih medali perak Olimpiade Proyek Lingkungan di Azerbaijan pada 1-6 April 2008 lalu. 2 siswi
kelas 3 IPA SMU Santa Laurensia, Alam Sutra, Tangerang ini berhasil menemukan
solusi sederhana dan murah meriah untuk mengatasi limbah styrofoam yang tak
terdaur ulang atau terurai. Tanpa teknologi yang rumit, mereka membuktikan
bahwa ekstrak kulit jeruk mampu mengolah limbah berbahan styrofoam sehingga
bisa diurai oleh alam.
Begitu juga dengan pasangan Terrenz Kelly Tjong dan Lynn
Kaat Kurniawan. Siswi kelas 2 dan 3 SMU Santa Laurensia Tangerang ini telah
mengharumkan nama Indonesia sebagai pasangan ilmuwan muda di ajang The 15th
International Conference of Young Scientists, di Chernivtsi, Ukraina, 18-23
April 2008 lalu. Keprihatinan pada masalah ledakan jumlah penduduk di
Indonesia, mengantarkan mereka untuk merebut medali perak pada konferensi ilmuwan
muda tingkat dunia itu. Keduanya berhasil membuktikan lewat serangkaian
penelitian, bahwa ekstrak kulit buah manggis, berpotensi untuk menjadi alat
kontrasepsi atau KB bagi pria yang efektif.
Sementara jika fisika dan matematika adalah 2 mata pelajaran
yang ditakuti oleh kebanyakan siswa sekolah, hal itu tidak berlaku bagi trio
jagoan fisika Kevin Winata, Thomas A Nugraha Budi dan Tyas Kokasih serta jago
matematika Nanang Susyanto. Kevin, Thomas dan Koka yang semuanya tidak suka
pelajaran menghapal ini, sukses menorehkan prestasi membanggakan di dunia
fisika internasional. Mereka bertiga keluar sebagai peraih medali emas, perak
dan perunggu pada ajang Olimpiade Fisika Internasional di Mongolia pada 20-28
April lalu.
Sedangkan Nanang adalah jagoan matematika yang berasal dari
keluarga buruh tani di kawasan Temanggung, Jawa Tengah. Nanang yang nyaris
putus sekolah setamat SD itu, beberapa kali mengikuti olimpiade matematika
tingkat internasional. Prestasi tertingginya antara lain finalis olimpiade
matematika di Yunani pada 2004 dan peraih perunggu di olimpiade matematika
Bulgaria tahun 2005. Kini lulusan MIPA UGM itu memilih mengabdi sebagai
pendamping dan pembimbing tim olimpiade matematika Indonesia, sembari menunggu
kerja sebagai dosen di UGM.
Dan bagi Zefrizal Nanda Mardani, tak terbayangkan bahwa
akhirnya dia menyukai dan menggeluti dunia perbintangan. Anak pasangan guru di
Trenggalek Jawa Timur ini, menjadi peraih penghargaan tertinggi Olimpiade
Astronomi Internasional di Ukraina pada Oktober 2007 lalu. Zef yang sebenarnya
mendaftar untuk olimpiade sains itu, terdampar sebagai peserta olimpiade
astronomi, bidang yang sama sekali tak pernah dikenalnya sebelumnya. Namun
berkat kecemerlangan otak Zef, dengan waktu pelatihan dan bimbingan yang
singkat, mampu mengantarkannya sebagai peraih medali emas pada ajang itu.
Prestasi internasional di bidang olahraga yang juga
mengharumkan nama Indonesia di dunia, adalah catur. Farid Firmansyah dan
Masruri Rahmat, menjadi juara 1 kelompok usia 15 tahun dan juara 3 kelompok
usia 11 tahun di Kejuaraan Dunia Catur Pelajar ke-3 di Yunani pada 28 April-5
Mei 2007. Farid, mengasah bakat caturnya sembari menunggui gerobak rokok
bapaknya, yang mangkal di depan Sekolah Catur Utut Adianto. Sementara Masruri
diajari catur oleh bapaknya yang sopir bajaj, sebagai aktivitas harian sepulang
sekolah, supaya tidak melakukan kegiatan yang tipikal dilakukan oleh anak
sebayanya di lingkungan permukiman kumuh sekitarnya. Dan kini, kedua pelajar SD
dan SMP ini telah menjadi Master Catur Dunia!
Setelah membaca artikel diatas kita mengetahui bagaimana
kompetisi yang dapat memotivasi sesorang. Prestasi bukan hanya di dunia sekolah
tapi melainkan di berbagai bidang yang dapat kita lakukan. Saat ini pendidikan
di Indonesia sangatlah mahal tapi tidak menutup kemungkinan untuk siswanya
berprestasi.
1. Latar Belakang
Kompetisi,
yaiutu suatu ajang yang dapat memebuat orang untuk berusaha dan berlatih. Usaha
dan latihan itulah yang memebuat didalam suatu kompetisi menjadi berbeda. Tanpa
usaha kompetisi tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sama halnya dengan
latihan, hanya dengan usaha untuk berkompetisi tetapi tidak ada niatan untuk
berlatihpun juga sama saja atau hasilnya hampa tanpa isi yang bermakna.
Usaha
dan latihan sangat penting dalam suatu kompetisi, selain kedua faktor tersebut
kompetisi harus diiringi dengan doa, karena tanpa campur tangan dari Allah SWT
kita seseorang tidak akan bisa melalui kompetisi dengan lancar ataupun
berhasil, jadi sangat penting juga Doa dalam kompetisi.
Dalam
dunia pendidikan kususnya, suatu kompetisi sangat perlu diadakan atau dilakukan
karena untuk mengetahui seberapa besar potensi pada siswa pelajar ataupun
mahasiswa. Dan dengan kompetisi tersebut kita bisa menilai seberapa besar
potensi dalam diri seseorang dan apakah seseoang tersebut berpotensi lebih
dalam dirinya.
Suatu potensi dalam diri
seseorang tidaka akan berkembang jika tidaka didampingi atau diarahkan dengan
bantuan atau fasilitas. Dana salah satu fasilitas adalah kompetisi. Dalam
pernyataan sebelumnya, dengan kompetisi potensi-potensi dalam diri seseorang
akan tersalurkan dan berkembang, jadi tidak hanya jalan ditempat saja
potensinya.
Selain tidak jalan
ditempat potensi seseorang, dengan kompetisi itu seseorang dapat menorehkan
prestasinya dalam hidupnya, meskipun prestasi itu tidak besar atau dapat
dinblang kecil, tapi itu sudah sebuah prestasi lebih dari yang lain.
Dari artikel diatas,
semua orang berhak menorahan prestasi dalam hidupnya, tidak hanya orang-orang
berkebutuhan lebih, orang biasa pun bisa. Seperti contoh artikel diatas adalah
Nanang seorang anak buruh tani dan dia dapat meraih beberapa presatasi yang
dapat membawa nama baik keluarganya dan Indonesia tentunya antara lain sebagai finalis
olimpiade matematika di Yunani pada 2004 dan peraih perunggu di olimpiade
matematika Bulgaria tahun 2005.
adi dari penjelasan-penjelasn atau
pernyataan diatas kompetisi, potensi, perstasi dalam pendidikan sangat
berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan ini, jika tanpa
kompetisi, potensi seseorang tidak dapat berkembang dan prestasi-prestasi
jarang bermunculan. Dan dengan prsatasi dari seseoarang menunjukkan seseorang
tersebut pernah berkompetisi dan telah menyalurkan dan mengembangkan
potensinya.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetisi?
2. Apa yang dimaksud denga
prestasi?
3. Apa yang dimaksud denga
potensi?
4.
Apa hubungan dari ketiganya?
3. Tujuan
1.
Mengerti dan faham tentanng
kompetsi seperti apa dan manfaatnya
2.
Mengetahui prestasi seperti apa dan
faktor-faktor yang mendukuna prestasi
3.
Mengerti dengan jelas teantang
potensi-potensi itu seperti apa
4.
Antara kompetisi, prestasi dan
potensi sangat berhubungan erat dan hubungan dari ketiganya yang membuat suatu
keterkaitan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN KOMPETISI
Bernstein, Rjkoy, Srull, &
Wickens (1988) mengatakan bahwa kompetisi terjadi
ketika individu berusaha mencapai tujuan untuk diri mereka sendiri dengan cara
mengalahkan orang lain. Sedangkan, Sacks & Krupat (1988) mendefinisikan
kompetisi adalah usaha untuk melawan atau melebihi orang lain. Sama halnya
dengan Hendropuspito (1989) yang mengatakan bahwa persaingan atau
kompetisi ialah suatu proses sosial, di
mana beberapa orang atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama dengan
cara yang lebih cepat dan mutu yang lebih tinggi.
Dari
pendapat tersebut secara sederhana kompetisi dimaknai sebagai aktivitas dalam
mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau
kelompok yang berkompetisi, tergantung pada struktur reward dalam
suatu situasi. Salah satunya adalah Competitive reward structure dimana
tujuan yang dicapai seseorang memiliki hubungan negatif, artinya ketika
kesuksesan telah dicapai oleh satu pihak maka pihak lain akan mengalami
kekalahan. Hal ini disebut Deutsch’s (Wrightsman, 1993) sebagai Competitive
Interdependence.
Berdasarkan
pada teori Darwin dan Spencer, sejak
dahulu makhluk hidup didorong oleh alamnya sendiri untuk melewati proses seleksi menuju ke keadaan yang
makin sempurna. Melalui perjuangan hidup makhluk hidup yang lemah tersingkir
dari kehidupan dan yang kuat terus bertahan melewati proses seleksi baru.
Prinsip the
survival of the fittest (yang bertahan adalah yang bermutu paling
baik) kemudian dikembangkan sebagai landasan dari semua bentuk persaingan.
Seringkali
kompetisi dimaknai sebagai suatu hal yang negatif. Kompetisi dalam
memperebutkan sumber daya tidak akan menimbulkan konflik manakala sumberdaya
tersedia secara berlimpah sehingga masing-masing subunit dapat memanfaatkannya
sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi ketika sumberdaya yang ada tidak cukup
untuk memenuhi tuntutan dari masing-masing subunit atau kelompok, maka
masing-masing subunit atau kelompok berupaya untuk mendapatkan porsi sumberdaya
yang langka tersebut lebih besar dari orang lain dan konflik mulai muncul.
1.1 Manfaat Berkompetisi Positif
Ketika
Anda memikirkan sebuah kompetisi, mungkin Anda tidak mengasosiasikannya dengan
hal yang lebih bermanfaat. Kita cenderung berpikir bahwa persaingan dalam
bentuk apapun merupakan hal yang buruk. Tetapi tunggu dulu! Ada banyak aspek
positif dalam persaingan dan dengan mempelajarinya, sebenarnya Anda akan
mendapatkan banyak manfaat dari persaingan tersebut. Manfaat dari persaingan
ini tidak hanya berlaku untuk bisnis ataupun pekerjaan Anda, tetapi juga dalam
kehidupan pribadi Anda. Adapun hal yang bisa kita dapat dari persaingan adalah
Anda bisa melihat sesuatu dengan cara yang berbeda.
1.1.1 Tetap
waspada
Tanpa
adanya kompetisi Anda akan selalu terlena dalam keadaan nyaman, tidak ada
kehawatiran, ini akan membuat Anda rentan dan rawan dari kesalahan yang akan
dibayar mahal, dengan adanya kompetisi disekitar, kita dapat tetap menjaga dan
membuka mata untuk menangkap setiap detil kejadian sehingga Anda tetap berada
diatas permainan. Persaingan membuat Anda melihat sesuatu yang biasa Anda lihat
secara normal.
1.1.2
Membantu
menilai kekuatan dan kelemahan
Dengan kompetisi, Anda mempunyai cara untuk
mengukur seberapa baik atau seberapa burukkah yang Anda lakukan. Mengetahui apa
yang baik dan apa yang tidak adalah sangat penting, karena sukses adalah
tentang menonjolkan kekuatan dan menyembunyikan semua kelemahan anda. Seberapa
baik Anda melakukannya menentukan seberapa jauh Anda pergi.
1.1.3
Membuat
Anda kreatif
Tanpa
kompetisi, kita mungkin masih berada di zaman batu. Lihatlah di sekitar Anda,
semua yang Anda lihat adalah hasil dari beberapa jenis kompetisi. Melihat
seberapa jauh kemanusiaan telah datang. Apakah itu tentang bisnis atau
kehidupan pribadi Anda, kreativitas membawa yang terbaik ke dalam diri kita
semua. Tanpa persaingan, kita akan berakhir menetap untuk jauh kurang dari apa
yang kita benar-benar mampu.
1.1.4
Membantu
mengelola kesuksesan & kegagalan
Dengan
kondisi lingkungan yang saling bersaing, Anda akan akan mengalami penderitaan
seiring dengan keberhasilan. Bagaimana Anda mengatasi dan membentuk karakter
Anda. Jika semuanya selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan,
apakah ada pelajaran yang pernah kita pelajari? Plus, kehidupan akan terasa
cukup membosankan dan sangat cepat! Persaingan memaksa kita untuk menghadapi
kedua sisi koin, dan hal inilah mengapa olahraga merupakan pengalaman penting
bagi anak-anak untuk tumbuh dewasa. Ini membantu mereka dalam berurusan dengan
menang dan kalah dan bagaimana mereka bereaksi, yang merupakan keterampilan
penting untuk dimiliki untuk mengatur kehidupan Anda di masa dewasa.
1.1.5
Meningkatkan
kualitas
Setiap
persaingan akan memaksa Anda untuk meningkatkan kualitas Anda. Memperbaiki dan
bergerak ke depan merupakan bagian dari evolusi, dan dengan persaingan
memastikan bahwa Anda terlibat dalam permainan di setiap saat. Semakin baik apa
yang Anda dapatkan, maka apresiasi akan Anda temukan di sekitar Anda, yang merupakan
salah satu pencarian kita yang terus-menurus yaitu penerimaan.
1.1.6
Menjadikan
lebih tekun
Ketika
Anda melihat seseorang lebih maju dari Anda dan Anda akan melakukan apapun yang
diperlukan untuk mengejar mereka ... itulah inti dari ketekunan. Anda tidak menyerah
sampai Anda berada di atas. Tanpa persaingan, kita tidak punya alasan untuk
bertahan. Kita tidak akan tahu batas kita dan seberapa jauh kita dapat
menjangkau mereka. Ingat hadiah dari ketekunan adalah tak ternilai.
1.1.7
Perencanaan
jangka panjang
Ketika
Anda tekun, Anda wajib untuk mempunyai rencana. Anda harus memiliki arah dan
tujuan. Tanpa kompetisi, Anda tidak akan tahu dimana garis finish-nya.
Bagaimana Anda sampai di sana ? Mempunyai "peta" yang jelas dan
ringkas apa yang perlu Anda lakukan untuk mencapai titik yang Anda inginkan,
hal ini penting jika Anda ingin mencapai sesuatu dalam hidup Anda. Bersaing
mendorong Anda untuk memiliki rencana untuk melaksanakannya, karena itulah
satu-satunya cara Anda untuk dapat benar-benar berada dalam permainan dan
memiliki kesempatan untuk memenangkannya.
1.2 Cara Menghadapi Kompetisi
Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap
bersaing dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktivitas yang dijalani.
Ketika kita bersikap kompetitif, maka berarti kita memiliki sikap siap serta
berani bersaing dengan orang lain. Dalam arti yang positif dan optimis,
kompetisi bisa diarahkan kepada kesiapan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan
dan kesejahteraan kita sebagai umat manusia. Kompetisi seperti ini merupakan
motivasi diri sekaligus faktor penggali dan pengembang potensi diri dalam
menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga kompetisi tidak semata-mata
diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan mengalahkan lawan. Dengan memaknai
kompetisi seperti itu, kita menganggap kompetitor lain sebagai partner (bukan
lawan) yang memotivasi diri untuk meraih prestasi. Inilah bentuk kompetisi yang
dilandasi sifat sehat dan tidak mengarah kepada timbulnya permusuhan atau
konflik, sehingga tidak bersifat deskruktif dan membahayakan kelangsungan dan
keharmonisan kehidupan kita. Lalu bagaimana cara kita menghadapi persaingan.
- Bersikap dan berjiwa besar dengan berani menerima kenyataan serta mengakui kelebihan orang lain
- Menghargai dan mengapresiasikan kerja orang lain
- Menghindari kesombongan atas keberhasilan diri
- Menghindari upaya dan cara yang tidak benar, tidak adil dan merugikan orang lain dalam berkompetisi
- Menumbuhkan sifat cinta damai, anti kekerasan dalam menyelesaikan masalah
- Menjadikan orang lain sebagai partner, bukan lawan yang harus dikalahkan atau dihancurkan, tetapi sebagai motivator dan kompetitor dalam berprestasi
2. PRESTASI
Menurut Sardiman A.M
(2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar
individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani
(1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai
individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia (1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi
adalah bukti usaha yang telah dicapai.
2.1 Prestasi belajar
Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan
belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New
Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:
“Achievement test a standardised test for
measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study”
(Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20)
Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan
atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis
pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang
telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)gertian Prestasi Belajar
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian
prestasi belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat
memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.
Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan)
dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,
mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan
balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai
test) (Psikologi Belajar DRS.H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil
usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam
bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar
yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah
dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau
test nilai sumatif.
2.2 Aspek-Aspek dalam Prestasi
Menurut Nasution prestasi belajar seorang
peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu:
2.2.1
Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan
dengan kegiatan berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat
intelegensi (IQ) atau kemampuan berpikir peserta didik. Sejak dahulu aspek
kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dilihat dari metode penilaian
pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan
kesempurnaan pada aspek kognitif.
2.2.2
Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan
dengan nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada
kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek
afektif berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (EQ)
peserta didik.
2.2.3
Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik menurut kamus besar
bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak
fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) peserta didik
setelah menerima sebuah pengetahuan.
2.2.4
Kecerdasan dan Bakat
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli
tidak selalu berputar pada aspek kecerdasan dan bakat, namun demikian tidak
juga meninggalkan kedua aspek tersebut. Kecerdasan dan bakat memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar namun tidak mutlak.
Kecerdasan demikian juga bakat adalah potensi
dasar yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Hanya saja kadarnya berbeda
antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Ia merupakan faktor
internal yang sangat berpengaruh terhadap terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik.
Namun dalam beberapa kasus besarnya kecerdasan
dan bakat tidak berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Mengapa
demikian? Karena prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor
baik faktor internal maupun faktor eksternal.
2.2.4.1 Faktor
internal
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi
belajar selain bakat dan kecerdasan antara lain adalah; minat dan motivasi.
Ketika keempat faktor ini ada dalam diri seorang peserta didik maka prestasi
belajarnya cenderung akan lebih tinggi.
2.1.4.2
Faktor
eksternal
Pengertian
prestasi belajar menurut para ahli tidak mengesampingkan peranan faktor
eksternal dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor eksternal seperti
kualitas guru, metode mengajar, lingkungan, fasilitas mengajar dan lain sebagainya ikut mempengaruhi prestasi
belajar. Namun, pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal
3. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN
3.1 Hubungan
Antara Potensi dan Prestasi
Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of
life) adalah diberlakukannya hukum kompetisi/persaingan. Kenyataan menunjukkan
semua orang memiliki keinginan umum yang sama : ingin kaya, ingin dihormati
atau ingin berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi tidak semuanya dapat
mencapai apa yang diinginkannya.
Hal ini karena masing-masing individu memiliki potensi diri
yang berbeda dengan lainnya. Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna,
kesempurnaan tersebut dapat dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu
sendiri, yaitu ada kebaikan ada pula keburukan. Ada kekuatan tetapi juga ada
kelemahan. Manusia sebagai mahluk berpotensi yang selalu bertumbuh menuju
aktualisasi dirinya, harus mampu mengenali ke dua sisi tersebut dengan baik.
Namun tidak semua manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk
mendayagunakan potensinya. Kekuatan yang berupa potensi-potensi diri yang
istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa
dikendalikan atau dikelola dengan baik. Potensi berasal dari kata bahasa
Inggris to potent yang berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki
oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Potensi merupakan
suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam
dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki potensi,
tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk
mendayagunakan potensi tersebut. Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang
dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam
pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif
dan ada yang negatif. Potensi diri yang positif seperti :
3.1.1 Memiliki idealisme
Sebagai generasi muda kita harus memiliki ide yang kita
yakini kebenarannya dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya
dalam tujuan hidup kita.
3.1.2
Dinamis dan kreatif
Sifat dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang
mengikuti perkembangan jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai
tujuan tanpa mengabaikan norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik
norma agama, norma hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.
3.1.3 Keberanian mengambil resiko
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena
jika ada sebab pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu
mempertimbangkan masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapi
serta mengatasinya dengan baik.
3.1.4 Optimis dan kegairahan semangat
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh
pesimis, maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan
memiliki kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah sebelum
bertanding. Para pahlawan telah berjuang merebut ke¬merdekaan Indonesia tetapi
kita yang harus memper¬tahankan dan mengisinya melalui karya yang positif.
Bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya mau bekerja keras, ulet dan
tangguh dalam mewujudkan se¬buah prestasi. Sebab perlu diingat bahwa Tuhan
sendiri tidak akan mengubah kondisi suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak mau
berubah.
3.1.5 Kemandirian dan disiplin murni
Kita adalah bagian dari bangsa yang mandiri dan berdiri di
atas kaki sendiri dan memiliki disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan
hanya sekedar patuh terhadap aturan tetapi juga harus terwujud dalam ben¬tuk
pengakuan terhadap hak dan keinginan orang lain, serta mau mengambil bagian
dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi.
3.1.6 Fisik yang kuat dan sehat
Apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh se¬mangat dengan
berbagai ide jika tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat? Tentu tidak
akan ada artinya. Untuk itu potensi diri yang positif harus memperhatikan
masalah yang satu ini karena sangat penting peranan¬nya. Ingatkah kalian dengan
pepatah: “di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat (mensana in corpore
sano)“? Nah potensi diri yang positif adalah yang men¬jaga kekuatan dan
kesehatan fisik.
3.1.7 Sikap ksatria
Ksatria adalah sikap
yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan kekalahan jika mengalaminya,
serta bersedia meminta maaf untuk tidak mengulangi lagi perbuatan. Dalam
falsafah masyarakat Jawa, seseorang baru pantas bergelar ksatria jika dia
dapat“ menang tanpa mengalahkan, kemudian mengalahkan tanpa merendahkan dan menyerang
tanpa menyakiti .”
3.1.8 Terampil dalam menerapkan IPTEK
Melalui pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat
melatih keterampilannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika
me- mungkinkan dapat diperdalam di luar sekolah, sehingga menjadi generasi muda
yang tidak gagap teknologi, dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya dengan mengikuti lomba komputer daerah atau nasional. Ini
merupakan peran serta yang baik dari masyarakat dalam menunjang potensi diri
siswa dalam berprestasi sehingga terampil dalam menerapkan IPTEK.
3.1.9 Kompetitif
Di tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap
individu harus mampu menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan
berkompetisi dengan bangsa lainnya.
3.2
Tahapan Mengembangkan Potensi Diri
Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang
perlu diperhatikan,
antara lain :
3.2.1
Mengenali diri sendiri
3.2.2
Memposisikan diri
3.2.3
Mendobrak diri
3.2.4
Aktualisasi diri
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Dalam pendidikan pasti terdapat suatu
mata ranati yang saling berhubungan anatar unsur-unsurnya, baik itu unsur yang
ada didalamnya ataupun diluarnya ataupun yang berpengaruh tau tidak. Kompetisi
mungkin sangat berpengaruh dalam pendidikan, karena dengan kompetisi tersebut
dapat menorehkan presatasi dalam pendidikan ataupun diluar pendidikan.
Dari sini berarti kompetisi dapat
dijadikan atau dibicarakan bahwa kompetisi dadalah sebuah ajang atau wadah
untuk menorehkan prestasi dan mengembangkan potensi seseorang. Dari prestasi
itulah seseorang dapat mempunyai arti atau nilai tersendiri, dari arti
prestasi itu sendiri bahawa prestasi
adalah kemampuan
nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi
baik dari dalam maupun dari luar individu. Jadi dengan kompetisi dapat menghaslkan sebuah hasil
akhir dari usaha seseorang yang dinamakan prestasi itu sendiri.
Dana didalam kompetsi itu yang disalurkan dari
seseorang tersebut bukan dari bagaimana seseorang itu harus menang atau kalah,
tapi melainkan menyalurkan semua elemen-elemen dalam diri seseorang terseut
yang berbeda dari yang lain dan memebuahkan manfaat atau prestasi atau dapat
disebut potensi.
Dari pernyataan diatas hunungan anatar kompteisi,
pestasi dan potensi sangatlah erat dan tidk dapat dipisahkan, dengan kompetisi
seseorang dapat menyalurkan dan megembangkan potensinya dan hasil akhir dari
kerja keras untuk mengembangkan potensinya adalah sebuah prestasi.
No comments:
Post a Comment