Tuesday 15 January 2013

Menggali dan Mengembangkan Potensi Siswa Melalui Berbagai Kompetisi



Menggali dan Mengembangkan Potensi Siswa Melalui Berbagai Kompetisi
Disusun Berdasarkan Standar Kelulusan Kompetensi Mata Kulian Perkembangan Peserta Didik





OLEH :
1.        Zam Agung Taruna                               (201010060311022)
2.        Yanuari Dwi Winarti                             (201010060311009)
3.        Sari Nur Meilisa                                     (201010060311004)
4.        Mahardhika Dunung Ragarta              (201010060311019)
5.        Ratu Fadillah Lestari                             (201010060311036)
6.        Seno  Prayuda                                        (201010060311043)

Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
2011

BAB I

PENDAHULUAN


Saudara Mahasiswa mari kita cermati artikel dibawah ini. Di tengah keterpurukan pendidikan nasional, sejumlah siswa mencetak beragam prestasi yang mengharumkan nama bangsa di dunia internasional. Dengan segala keterbatasannya, mereka mampu merajai berbagai ajang lomba atau olimpiade tingkat dunia. Kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, telah membuat  Adrienne T Sulistyo dan Vici R Tedja, meraih medali perak Olimpiade Proyek Lingkungan di Azerbaijan pada 1-6 April 2008 lalu. 2 siswi kelas 3 IPA SMU Santa Laurensia, Alam Sutra, Tangerang ini berhasil menemukan solusi sederhana dan murah meriah untuk mengatasi limbah styrofoam yang tak terdaur ulang atau terurai. Tanpa teknologi yang rumit, mereka membuktikan bahwa ekstrak kulit jeruk mampu mengolah limbah berbahan styrofoam sehingga bisa diurai oleh alam.
Begitu juga dengan pasangan Terrenz Kelly Tjong dan Lynn Kaat Kurniawan. Siswi kelas 2 dan 3 SMU Santa Laurensia Tangerang ini telah mengharumkan nama Indonesia sebagai pasangan ilmuwan muda di ajang The 15th International Conference of Young Scientists, di Chernivtsi, Ukraina, 18-23 April 2008 lalu. Keprihatinan pada masalah ledakan jumlah penduduk di Indonesia, mengantarkan mereka untuk merebut medali perak pada konferensi ilmuwan muda tingkat dunia itu. Keduanya berhasil membuktikan lewat serangkaian penelitian, bahwa ekstrak kulit buah manggis, berpotensi untuk menjadi alat kontrasepsi atau KB bagi pria yang efektif.
Sementara jika fisika dan matematika adalah 2 mata pelajaran yang ditakuti oleh kebanyakan siswa sekolah, hal itu tidak berlaku bagi trio jagoan fisika Kevin Winata, Thomas A Nugraha Budi dan Tyas Kokasih serta jago matematika Nanang Susyanto. Kevin, Thomas dan Koka yang semuanya tidak suka pelajaran menghapal ini, sukses menorehkan prestasi membanggakan di dunia fisika internasional. Mereka bertiga keluar sebagai peraih medali emas, perak dan perunggu pada ajang Olimpiade Fisika Internasional di Mongolia pada 20-28 April lalu.
Sedangkan Nanang adalah jagoan matematika yang berasal dari keluarga buruh tani di kawasan Temanggung, Jawa Tengah. Nanang yang nyaris putus sekolah setamat SD itu, beberapa kali mengikuti olimpiade matematika tingkat internasional. Prestasi tertingginya antara lain finalis olimpiade matematika di Yunani pada 2004 dan peraih perunggu di olimpiade matematika Bulgaria tahun 2005. Kini lulusan MIPA UGM itu memilih mengabdi sebagai pendamping dan pembimbing tim olimpiade matematika Indonesia, sembari menunggu kerja sebagai dosen di UGM.
Dan bagi Zefrizal Nanda Mardani, tak terbayangkan bahwa akhirnya dia menyukai dan menggeluti dunia perbintangan. Anak pasangan guru di Trenggalek Jawa Timur ini, menjadi peraih penghargaan tertinggi Olimpiade Astronomi Internasional di Ukraina pada Oktober 2007 lalu. Zef yang sebenarnya mendaftar untuk olimpiade sains itu, terdampar sebagai peserta olimpiade astronomi, bidang yang sama sekali tak pernah dikenalnya sebelumnya. Namun berkat kecemerlangan otak Zef, dengan waktu pelatihan dan bimbingan yang singkat, mampu mengantarkannya sebagai peraih medali emas pada ajang itu.
Prestasi internasional di bidang olahraga yang juga mengharumkan nama Indonesia di dunia, adalah catur. Farid Firmansyah dan Masruri Rahmat, menjadi juara 1 kelompok usia 15 tahun dan juara 3 kelompok usia 11 tahun di Kejuaraan Dunia Catur Pelajar ke-3 di Yunani pada 28 April-5 Mei 2007. Farid, mengasah bakat caturnya sembari menunggui gerobak rokok bapaknya, yang mangkal di depan Sekolah Catur Utut Adianto. Sementara Masruri diajari catur oleh bapaknya yang sopir bajaj, sebagai aktivitas harian sepulang sekolah, supaya tidak melakukan kegiatan yang tipikal dilakukan oleh anak sebayanya di lingkungan permukiman kumuh sekitarnya. Dan kini, kedua pelajar SD dan SMP ini telah menjadi Master Catur Dunia!
            Setelah membaca artikel diatas kita mengetahui bagaimana kompetisi yang dapat memotivasi sesorang. Prestasi bukan hanya di dunia sekolah tapi melainkan di berbagai bidang yang dapat kita lakukan. Saat ini pendidikan di Indonesia sangatlah mahal tapi tidak menutup kemungkinan untuk siswanya berprestasi.

1.               Latar Belakang

            Kompetisi, yaiutu suatu ajang yang dapat memebuat orang untuk berusaha dan berlatih. Usaha dan latihan itulah yang memebuat didalam suatu kompetisi menjadi berbeda. Tanpa usaha kompetisi tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sama halnya dengan latihan, hanya dengan usaha untuk berkompetisi tetapi tidak ada niatan untuk berlatihpun juga sama saja atau hasilnya hampa tanpa isi yang bermakna.
            Usaha dan latihan sangat penting dalam suatu kompetisi, selain kedua faktor tersebut kompetisi harus diiringi dengan doa, karena tanpa campur tangan dari Allah SWT kita seseorang tidak akan bisa melalui kompetisi dengan lancar ataupun berhasil, jadi sangat penting juga Doa dalam kompetisi.
            Dalam dunia pendidikan kususnya, suatu kompetisi sangat perlu diadakan atau dilakukan karena untuk mengetahui seberapa besar potensi pada siswa pelajar ataupun mahasiswa. Dan dengan kompetisi tersebut kita bisa menilai seberapa besar potensi dalam diri seseorang dan apakah seseoang tersebut berpotensi lebih dalam dirinya.
Suatu potensi dalam diri seseorang tidaka akan berkembang jika tidaka didampingi atau diarahkan dengan bantuan atau fasilitas. Dana salah satu fasilitas adalah kompetisi. Dalam pernyataan sebelumnya, dengan kompetisi potensi-potensi dalam diri seseorang akan tersalurkan dan berkembang, jadi tidak hanya jalan ditempat saja potensinya.
Selain tidak jalan ditempat potensi seseorang, dengan kompetisi itu seseorang dapat menorehkan prestasinya dalam hidupnya, meskipun prestasi itu tidak besar atau dapat dinblang kecil, tapi itu sudah sebuah prestasi lebih dari yang lain.
Dari artikel diatas, semua orang berhak menorahan prestasi dalam hidupnya, tidak hanya orang-orang berkebutuhan lebih, orang biasa pun bisa. Seperti contoh artikel diatas adalah Nanang seorang anak buruh tani dan dia dapat meraih beberapa presatasi yang dapat membawa nama baik keluarganya dan Indonesia tentunya antara lain sebagai finalis olimpiade matematika di Yunani pada 2004 dan peraih perunggu di olimpiade matematika Bulgaria tahun 2005.
adi dari penjelasan-penjelasn atau pernyataan diatas kompetisi, potensi, perstasi dalam pendidikan sangat berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan ini, jika tanpa kompetisi, potensi seseorang tidak dapat berkembang dan prestasi-prestasi jarang bermunculan. Dan dengan prsatasi dari seseoarang menunjukkan seseorang tersebut pernah berkompetisi dan telah menyalurkan dan mengembangkan potensinya.

2.              Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kompetisi?
2.      Apa yang dimaksud denga prestasi?
3.      Apa yang dimaksud denga potensi?
4.      Apa hubungan dari ketiganya?

3.               Tujuan

1.      Mengerti dan faham tentanng kompetsi seperti apa dan manfaatnya
2.      Mengetahui prestasi seperti apa dan faktor-faktor yang mendukuna prestasi
3.      Mengerti dengan jelas teantang potensi-potensi itu seperti apa
4.      Antara kompetisi, prestasi dan potensi sangat berhubungan erat dan hubungan dari ketiganya yang membuat suatu keterkaitan
















BAB II
PEMBAHASAN
1.             PENGERTIAN KOMPETISI
            Bernstein, Rjkoy, Srull, & Wickens (1988) mengatakan bahwa kompetisi terjadi ketika individu berusaha mencapai tujuan untuk diri mereka sendiri dengan cara mengalahkan orang lain. Sedangkan, Sacks & Krupat (1988) mendefinisikan kompetisi adalah usaha untuk melawan atau melebihi orang lain. Sama halnya dengan Hendropuspito (1989) yang mengatakan bahwa persaingan atau kompetisi  ialah suatu proses sosial, di mana beberapa orang atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama dengan cara yang lebih cepat dan mutu yang lebih tinggi.
Dari pendapat tersebut secara sederhana kompetisi dimaknai sebagai aktivitas dalam mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok yang berkompetisi, tergantung pada struktur reward dalam suatu situasi. Salah satunya adalah Competitive reward structure dimana tujuan yang dicapai seseorang memiliki hubungan negatif, artinya ketika kesuksesan telah dicapai oleh satu pihak maka pihak lain akan mengalami kekalahan. Hal ini disebut Deutsch’s (Wrightsman, 1993) sebagai Competitive Interdependence.
Berdasarkan pada teori  Darwin dan Spencer, sejak dahulu makhluk hidup didorong oleh alamnya sendiri untuk melewati proses seleksi menuju ke keadaan yang makin sempurna. Melalui perjuangan hidup makhluk hidup yang lemah tersingkir dari kehidupan dan yang kuat terus bertahan melewati proses seleksi baru. Prinsip the survival of the fittest (yang bertahan adalah yang bermutu paling baik) kemudian dikembangkan sebagai landasan dari semua bentuk persaingan.
Seringkali kompetisi dimaknai sebagai suatu hal yang negatif. Kompetisi dalam memperebutkan sumber daya tidak akan menimbulkan konflik manakala sumberdaya tersedia secara berlimpah sehingga masing-masing subunit dapat memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi ketika sumberdaya yang ada tidak cukup untuk memenuhi tuntutan dari masing-masing subunit atau kelompok, maka masing-masing subunit atau kelompok berupaya untuk mendapatkan porsi sumberdaya yang langka tersebut lebih besar dari orang lain dan konflik mulai muncul.

1.1   Manfaat Berkompetisi Positif

Ketika Anda memikirkan sebuah kompetisi, mungkin Anda tidak mengasosiasikannya dengan hal yang lebih bermanfaat. Kita cenderung berpikir bahwa persaingan dalam bentuk apapun merupakan hal yang buruk. Tetapi tunggu dulu! Ada banyak aspek positif dalam persaingan dan dengan mempelajarinya, sebenarnya Anda akan mendapatkan banyak manfaat dari persaingan tersebut. Manfaat dari persaingan ini tidak hanya berlaku untuk bisnis ataupun pekerjaan Anda, tetapi juga dalam kehidupan pribadi Anda. Adapun hal yang bisa kita dapat dari persaingan adalah Anda bisa melihat sesuatu dengan cara yang berbeda.
1.1.1   Tetap waspada
Tanpa adanya kompetisi Anda akan selalu terlena dalam keadaan nyaman, tidak ada kehawatiran, ini akan membuat Anda rentan dan rawan dari kesalahan yang akan dibayar mahal, dengan adanya kompetisi disekitar, kita dapat tetap menjaga dan membuka mata untuk menangkap setiap detil kejadian sehingga Anda tetap berada diatas permainan. Persaingan membuat Anda melihat sesuatu yang biasa Anda lihat secara normal.
1.1.2        Membantu menilai kekuatan dan kelemahan
Dengan kompetisi, Anda mempunyai cara untuk mengukur seberapa baik atau seberapa burukkah yang Anda lakukan. Mengetahui apa yang baik dan apa yang tidak adalah sangat penting, karena sukses adalah tentang menonjolkan kekuatan dan menyembunyikan semua kelemahan anda. Seberapa baik Anda melakukannya menentukan seberapa jauh Anda pergi.
1.1.3        Membuat Anda kreatif
Tanpa kompetisi, kita mungkin masih berada di zaman batu. Lihatlah di sekitar Anda, semua yang Anda lihat adalah hasil dari beberapa jenis kompetisi. Melihat seberapa jauh kemanusiaan telah datang. Apakah itu tentang bisnis atau kehidupan pribadi Anda, kreativitas membawa yang terbaik ke dalam diri kita semua. Tanpa persaingan, kita akan berakhir menetap untuk jauh kurang dari apa yang kita benar-benar mampu.
1.1.4        Membantu mengelola kesuksesan & kegagalan
Dengan kondisi lingkungan yang saling bersaing, Anda akan akan mengalami penderitaan seiring dengan keberhasilan. Bagaimana Anda mengatasi dan membentuk karakter Anda. Jika semuanya selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, apakah ada pelajaran yang pernah kita pelajari? Plus, kehidupan akan terasa cukup membosankan dan sangat cepat! Persaingan memaksa kita untuk menghadapi kedua sisi koin, dan hal inilah mengapa olahraga merupakan pengalaman penting bagi anak-anak untuk tumbuh dewasa. Ini membantu mereka dalam berurusan dengan menang dan kalah dan bagaimana mereka bereaksi, yang merupakan keterampilan penting untuk dimiliki untuk mengatur kehidupan Anda di masa dewasa.
1.1.5        Meningkatkan kualitas
Setiap persaingan akan memaksa Anda untuk meningkatkan kualitas Anda. Memperbaiki dan bergerak ke depan merupakan bagian dari evolusi, dan dengan persaingan memastikan bahwa Anda terlibat dalam permainan di setiap saat. Semakin baik apa yang Anda dapatkan, maka apresiasi akan Anda temukan di sekitar Anda, yang merupakan salah satu pencarian kita yang terus-menurus yaitu penerimaan.

1.1.6        Menjadikan lebih tekun
Ketika Anda melihat seseorang lebih maju dari Anda dan Anda akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mengejar mereka ... itulah inti dari ketekunan. Anda tidak menyerah sampai Anda berada di atas. Tanpa persaingan, kita tidak punya alasan untuk bertahan. Kita tidak akan tahu batas kita dan seberapa jauh kita dapat menjangkau mereka. Ingat hadiah dari ketekunan adalah tak ternilai.
1.1.7        Perencanaan jangka panjang
Ketika Anda tekun, Anda wajib untuk mempunyai rencana. Anda harus memiliki arah dan tujuan. Tanpa kompetisi, Anda tidak akan tahu dimana garis finish-nya. Bagaimana Anda sampai di sana ? Mempunyai "peta" yang jelas dan ringkas apa yang perlu Anda lakukan untuk mencapai titik yang Anda inginkan, hal ini penting jika Anda ingin mencapai sesuatu dalam hidup Anda. Bersaing mendorong Anda untuk memiliki rencana untuk melaksanakannya, karena itulah satu-satunya cara Anda untuk dapat benar-benar berada dalam permainan dan memiliki kesempatan untuk memenangkannya.

1.2   Cara Menghadapi Kompetisi

Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktivitas yang dijalani. Ketika kita bersikap kompetitif, maka berarti kita memiliki sikap siap serta berani bersaing dengan orang lain. Dalam arti yang positif dan optimis, kompetisi bisa diarahkan kepada kesiapan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan kita sebagai umat manusia. Kompetisi seperti ini merupakan motivasi diri sekaligus faktor penggali dan pengembang potensi diri dalam menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga kompetisi tidak semata-mata diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan mengalahkan lawan. Dengan memaknai kompetisi seperti itu, kita menganggap kompetitor lain sebagai partner (bukan lawan) yang memotivasi diri untuk meraih prestasi. Inilah bentuk kompetisi yang dilandasi sifat sehat dan tidak mengarah kepada timbulnya permusuhan atau konflik, sehingga tidak bersifat deskruktif dan membahayakan kelangsungan dan keharmonisan kehidupan kita. Lalu bagaimana cara kita menghadapi persaingan.
  • Bersikap dan berjiwa besar dengan berani menerima kenyataan serta mengakui kelebihan orang lain
  • Menghargai dan mengapresiasikan kerja orang lain
  • Menghindari kesombongan atas keberhasilan diri
  • Menghindari upaya dan cara yang tidak benar, tidak adil dan merugikan orang lain dalam berkompetisi
  • Menumbuhkan sifat cinta damai, anti kekerasan dalam menyelesaikan masalah
  • Menjadikan orang lain sebagai partner, bukan lawan yang harus dikalahkan atau dihancurkan, tetapi sebagai motivator dan kompetitor dalam berprestasi

2.                    PRESTASI

Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.

2.1      Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:
“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20)
Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)gertian Prestasi Belajar
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test) (Psikologi Belajar DRS.H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa  pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.

2.2       Aspek-Aspek dalam Prestasi

Menurut Nasution prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu:
2.2.1        Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan berpikir peserta didik. Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dilihat dari metode penilaian pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.
2.2.2        Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek afektif berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.
2.2.3        Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik  menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) peserta didik setelah menerima sebuah pengetahuan.
2.2.4        Kecerdasan dan Bakat
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak selalu berputar pada aspek kecerdasan dan bakat, namun demikian tidak juga meninggalkan kedua aspek tersebut. Kecerdasan dan bakat memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar namun tidak mutlak.
Kecerdasan demikian juga bakat adalah potensi dasar yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Hanya saja kadarnya berbeda antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Ia merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik.
Namun dalam beberapa kasus besarnya kecerdasan dan bakat tidak berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Mengapa demikian? Karena prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.
2.2.4.1     Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar selain bakat dan kecerdasan antara lain adalah; minat dan motivasi. Ketika keempat faktor ini ada dalam diri seorang peserta didik maka prestasi belajarnya cenderung akan lebih tinggi.
2.1.4.2      Faktor eksternal
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor eksternal seperti kualitas guru, metode mengajar, lingkungan, fasilitas mengajar dan lain sebagainya ikut mempengaruhi prestasi belajar. Namun, pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal

3.                       HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN


3.1          Hubungan Antara Potensi dan Prestasi
Salah satu aturan main dalam permainan hidup (the game of life) adalah diberlakukannya hukum kompetisi/persaingan. Kenyataan menunjukkan semua orang memiliki keinginan umum yang sama : ingin kaya, ingin dihormati atau ingin berprestasi di bidang tertentu. Akan tetapi tidak semuanya dapat mencapai apa yang diinginkannya.
Hal ini karena masing-masing individu memiliki potensi diri yang berbeda dengan lainnya. Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna, kesempurnaan tersebut dapat dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu ada kebaikan ada pula keburukan. Ada kekuatan tetapi juga ada kelemahan. Manusia sebagai mahluk berpotensi yang selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya, harus mampu mengenali ke dua sisi tersebut dengan baik. Namun tidak semua manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensinya. Kekuatan yang berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau dikelola dengan baik. Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut. Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif. Potensi diri yang positif seperti :
3.1.1  Memiliki idealisme
Sebagai generasi muda kita harus memiliki ide yang kita yakini kebenarannya dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya dalam tujuan hidup kita.
            3.1.2  Dinamis dan kreatif
Sifat dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan norma-norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma agama, norma hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan.


3.1.3   Keberanian mengambil resiko
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena jika ada sebab pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu mempertimbangkan masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapi serta mengatasinya dengan baik.
3.1.4   Optimis dan kegairahan semangat
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh pesimis, maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan memiliki kegairahan semangat supaya tidak putus asa dan lemah sebelum bertanding. Para pahlawan telah berjuang merebut ke¬merdekaan Indonesia tetapi kita yang harus memper¬tahankan dan mengisinya melalui karya yang positif. Bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya mau bekerja keras, ulet dan tangguh dalam mewujudkan se¬buah prestasi. Sebab perlu diingat bahwa Tuhan sendiri tidak akan mengubah kondisi suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak mau berubah.
3.1.5   Kemandirian dan disiplin murni
Kita adalah bagian dari bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri dan memiliki disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya sekedar patuh terhadap aturan tetapi juga harus terwujud dalam ben¬tuk pengakuan terhadap hak dan keinginan orang lain, serta mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi.
3.1.6   Fisik yang kuat dan sehat
Apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh se¬mangat dengan berbagai ide jika tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat? Tentu tidak akan ada artinya. Untuk itu potensi diri yang positif harus memperhatikan masalah yang satu ini karena sangat penting peranan¬nya. Ingatkah kalian dengan pepatah: “di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat (mensana in corpore sano)“? Nah potensi diri yang positif adalah yang men¬jaga kekuatan dan kesehatan fisik.
3.1.7   Sikap ksatria
 Ksatria adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan kekalahan jika mengalaminya, serta bersedia meminta maaf untuk tidak mengulangi lagi perbuatan. Dalam falsafah masyarakat Jawa, seseorang baru pantas bergelar ksatria jika dia dapat“ menang tanpa mengalahkan, kemudian mengalahkan tanpa merendahkan dan menyerang tanpa menyakiti .”
3.1.8     Terampil dalam menerapkan IPTEK
Melalui pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatih keterampilannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika me- mungkinkan dapat diperdalam di luar sekolah, sehingga menjadi generasi muda yang tidak gagap teknologi, dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia. Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan mengikuti lomba komputer daerah atau nasional. Ini merupakan peran serta yang baik dari masyarakat dalam menunjang potensi diri siswa dalam berprestasi sehingga terampil dalam menerapkan IPTEK.
3.1.9   Kompetitif
Di tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus mampu menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi dengan bangsa lainnya.
3.2          Tahapan Mengembangkan Potensi Diri
Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang perlu diperhatikan,
antara lain :
3.2.1        Mengenali diri sendiri
3.2.2        Memposisikan diri
3.2.3        Mendobrak diri
3.2.4        Aktualisasi diri














BAB III
PENUTUP
1.         KESIMPULAN
Dalam pendidikan pasti terdapat suatu mata ranati yang saling berhubungan anatar unsur-unsurnya, baik itu unsur yang ada didalamnya ataupun diluarnya ataupun yang berpengaruh tau tidak. Kompetisi mungkin sangat berpengaruh dalam pendidikan, karena dengan kompetisi tersebut dapat menorehkan presatasi dalam pendidikan ataupun diluar pendidikan.
Dari sini berarti kompetisi dapat dijadikan atau dibicarakan bahwa kompetisi dadalah sebuah ajang atau wadah untuk menorehkan prestasi dan mengembangkan potensi seseorang. Dari prestasi itulah seseorang dapat mempunyai arti atau nilai tersendiri, dari arti prestasi  itu sendiri bahawa prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Jadi dengan kompetisi dapat menghaslkan sebuah hasil akhir dari usaha seseorang yang dinamakan prestasi itu sendiri.
Dana didalam kompetsi itu yang disalurkan dari seseorang tersebut bukan dari bagaimana seseorang itu harus menang atau kalah, tapi melainkan menyalurkan semua elemen-elemen dalam diri seseorang terseut yang berbeda dari yang lain dan memebuahkan manfaat atau prestasi atau dapat disebut potensi.
Dari pernyataan diatas hunungan anatar kompteisi, pestasi dan potensi sangatlah erat dan tidk dapat dipisahkan, dengan kompetisi seseorang dapat menyalurkan dan megembangkan potensinya dan hasil akhir dari kerja keras untuk mengembangkan potensinya adalah sebuah prestasi.

No comments:

Post a Comment