Tuesday 15 January 2013

Model Pembelajaran TGT



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan.
Pendidikan harus mendapatkan perhatian serta penanganan secara serius, khususnya pada pelajaran matematika karena pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.Matematika adalah ilmu yang paling dasar yang sangat erat keterkaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya.Meskipun matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dini sampai perkuliahan.Sampai saat ini matematika dianggap pelajaran yang sangat sulit, menakutkan, gurunya juga terkenal killer dan membosankan.
         Anggapan ini mungkin tidak akan berlebihan karena selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Pembelajaran Matematika cenderung berpusat pada guru, guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dan siswanya mencatat. Siswa dianggap berhasil jika mampu mengingat banyak fakta, dan mampu menyampaikan kembali fakta-fakta tersebut kepada orang lain atau mampu menyelesaikan soal-saol ujian.
Selain itu, dalam metode ini siswa cenderung pasif karena dalam mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh dari guru, siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kemandirian siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif atau belajar secara berkelompok.Pembelajaran kooperatif menempatkan guru hanya sebatas sebagai fasilitator. Guru memberikan informasi secara garis besar dan kemudian akan diselesaikan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecilnya. Hal ini akan menciptakan interaksi antara siswa dan guru, yang nantinya diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena siswa dapat memahami penjelasan dari teman yang memiliki pemikiran yang sejalan. Dalam hal ini, kami menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games and Tournaments) dalam menyampaikan materi kepada siswa SMA ….., kami memilih metode ini karena selain kooperatif metode ini juga lebih aktif melalui permainan dan turnamen atau lomba. Biasanya siswa lebih memahami jika materi yang disampaikan melalui permainan dan turnamen atau lomba daripada hanya mendengarkan ceramah dari gurunya.

1.2    Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran TGT?
b)      Bagaimana pendekatan terhadap Kelompok Kecil dalam TGT?
c)      Apa saja komponen Pelaksanaan dari TGT?
d)     Bagaimana Implementasi TGT dalam pembelajaran Matematika?
e)      Apa Kelemahan dan Kelebihan dari TGT?

1.3    Tujuan
a)      Memahami apa yang dimaksud dengan model pembelajaran TGT.
b)      Memahami pendekatan terhadap Kelompok Kecil dalam TGT.
c)      Memahami apa saja komponen Pelaksanaan dari TGT.
d)     Memahami  Implementasi TGT dalam pembelajaran Matematika.
e)      Memahami Kelemahan dan Kelebihan dari TGT.


1.4    Manfaat
a)      Sebagai pengetahuan dan dasar pemikiran guru untuk dapat mmemilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas dan situasi dalam kelas.
b)      Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk masuk ke dunia pendidikan.
c)      Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang siswa tinggi agar dapat memperoleh prestasi yang baik.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Gambaran Umum Mengenai Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakansalah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan memandang unsure permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat bekerja lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Teams Games Tournament (TGT) pada awalnya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Pembelajaran TGT hamper sama dengan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan system skor perbaikan individe. TGT merupakan tournament permainan akademik.Nur & Wikandari (2000) menjelaskan bahwa TGT telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunkan untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.


2.2  Pendekatan Kelompok Kecil dalam Teams Games Tournament
Pendekatan yang digunakan dalam TGT adalah pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Cirri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari segi :
a.       Tujuan Pengajaran dalam Kelompok Kecil
Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu: a). meberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, b). mengembamgkan sikap social dan semangat bergotong-royong, c). mendinamisakan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki tanggunng jawab, dan d) mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut (Dimyati dan Mundjiono, 2006).
b.      Siswa dalam Kelompok Kecil
Agar kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam pembelajaran diharapkan : a). anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok, b). siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, c). setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong timbulnya semangat tim, dan d). kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak (Dimyati dan Mundjiono, 2006)
c.       Guru dalam Pembelajaran Kelompok
Peranan guru dalam pembelajaran kelompok yaitu:
a). Pembentukan kelompok
b). Perencanaan tugas kelompok
c). Pelaksanaan
d). Evaluasi hasil belajar kelompok
2.3  Komponen dan Pelaksanaan Team Game Tournament dalam Pembelajaran
Ada 5 komponen utama dalam TGT, yaitu :
*   Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan oleh guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
*   Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri atas 4 sampai 5 siswa.Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
*   Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilihi kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
*   Turnamen
Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian.Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1, terbesar kedua sebagai chalennger 1, terbesar ketiga sebagai chalennger 2, terbesar keempat sebagai challenger 3.Dan apabila jumlah peserta dalam kelompok adalah 5 siswa maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader 2.Reader 1 bertugas membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan pertama.Chalenger 1 bertugas menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila menurut chalenger 1 jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut chalenger 1 masih kurang tepat. Chaelenger 3 bertugas menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader 1, chalenger 1, chalenger 3 masih kurang tepat.Permainan dilanjutkan pada soal nomor dua, posisi peserta berubah searah jarum jam. Yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi reader 1, chalenger 2 menjadi chalenger 1, chalenger 3 menjadi chalenger 2, reader 2 menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader 2. Hal tersebut terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.
*   Penghargaan kelompok (team recognice)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi criteria yang ditentukan.
2.4  Impelentasi TGT dalam Pembelajaran Matematika
Media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan, contohnya computer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran
2.5  Kelebihan dan Kelemahan TGT
*   Kelebihan model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut :
·      Model pembelajaran TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran tetapi siswa yang berkemampuan akademis lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
·      Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesame anggota kelompoknya.
·      Dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
·      Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen dalam model ini.
*   Kelemahan model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut :
·      Pada pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama
·      Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model TGT ini
·      Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan. Misalnya membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lomba, dan guru harus tahu urutan siswa dari yang tertinggi hingga terendah.




BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Guru dapat menjadikan model pembelajaran TGT sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa. Dan untuk peneliti lain dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan merancang materi pada lembar kerja siswa (LKS) yang mengacu pada model pembelajaran TGT.

No comments:

Post a Comment