Tuesday 15 January 2013

Kapita Selekta Matematika SLTA HIMPUNAN DAN OPERASI-OPERASINYA



Kapita Selekta Matematika
SLTA

HIMPUNAN DAN OPERASI-OPERASINYA



Disusun Oleh :

1.    SARI NUR MEILISA            (201010060311004)
2.    SUSI SUSANTI                     (201010060311020)
3.    IDA PRAWATI                      (201010060311045)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011


INDIKATOR
Mata Kuliah                : Kapita Selekta SLTA
Kode Mata Kuliah      : 011-032501
Standar Kompetensi : Memahami himpunan, persamaan dan fungsi
kuadrat,persamaan dan pertidaksamaan, fungsi eksponen, dan logaritma, hitung keuangan vector, matriks, trigonometri, logika, limit, diferensial, integral, lingkaran, deret, dan dimensi tiga.
Kompetensi Dasar : Memahami Konsep himpunan dan operasi-operasinya
Indikator               : 1. Menyebutkan cirri-ciri himpunan
                                2. Mengerjakan operasi himpunan
Pokok Bahasan      : 1. Ciri-ciri himpunan
                                2. Operasi himpunan








HIMPUNAN
A.    Pengertian Himpunan
                Himpunan adalah kumpulan benda- benda atau obyek yang memiliki ciri yang sama dan telah dibatasi atau terdefinisi secara jelas
Contoh:
1.      { 2, 3, 5, 7} adalah himpunan bilangan prima dari 10 sampai 20.
2.      Himpunan siswi kelas III SMU Tarakanita tahun 1999-2000 yang nilai IQ-nya diatas 120.
3.      Himpunan bilangan-bilangan bulat diantara 100 dan 500 yang habis dibagi 7

B.     Cara Menyatakan Himpunan dan Keanggotaanya
Untuk menyatakan suatu himpunan kita dapat menggunakan huruf kapital sedangkan untuk menyatakan suatu elemen pada himpunan menggunakan huruf kecil. Anggota himpunan ditulis di antara kurung  kurawal, anggota satu dengan yang lainya dipisahkan dengan tanda koma. Dengan kata lain dituliskan dengan cara pendaftaran (roster method).
Selain itu himpunan dapat pula dinyatakan dengan sifat keanggotaan (ruler method).
1.      Dengan Cara Pendaftaran (Roster Method)
Cara menyatakan himpunan dengan menuliskan semua anggotanya selain disebut pendaftaran juga disebut cara tabulasi.
Objek yang tidak didaftar berarti objek bukan anggota himpunan tersebut. Apabila anggota himpunan tersebut tidak banyak, semua anggotanya dapat ditulis. Namun, bila himpunan itu mempunyai anggota yang banyak dan anggotanya memiliki keteraturan, untuk menuliskanya dapat diwakili dengan tiga titik”...”.
Contoh 1 : Nyatakan himpunan berikut dengan Cara Pendaftaran.
A = himpunan bilangan asli
B = himpunan bilangan genap kurang dari 10.
C = himpunan bilangan bulat.
D = himpunan bilangan prima  kurang dari 20.
Jawab:
A =
B =
C =
D =
2.      Dengan Sifat keanggotaan (Ruler Method)
Cara menyatakan himpunan dengan menuliskan sifat keanggotaanya, cara ini juga disebut pencirian. Cara ini dengan menuliskan syarat yang harus dipenuhi oleh anggota himpunan itu. Objek atau elemen yang memenuhi syarat himpunan itu adalah anggotanya.
Dalam penulisan cara ini anggota himpunan menggunakan variabel, misalnya x dan syarat keanggotanya misalnya P(x). P(x) berarti himpunan tersebut bersifat P. Himpunan tersebut ditulis A= ;” ” garis tegak dibaca ”sedemikian sehingga”. Cara membaca himpunan tersebut adalah A himpunan semua x sedekian sehingga x mempunyai sifat P. A = selain disebut cara menyatakan himpunan dengan sifat keanggotaan juga disebut notasi pembentuk himpunan
Contoh 2: Nyatakan himpunan berikut dengan notasi pembentukan himpunan.
A =
B = 
C = 
D. =

Jawab:
A =
B = 
C =
D =
3.      Keanggotaan Suatu Himpunan
Dalam matematika lambang anggota adalah ”  ”, sedangkan bukan anggota dilambangkan dengan ” ”. Anggota himpunan A =   adalah a, b,c,d,e dan f,g,h bukan anggota A. Dengan demikian penulisan di atas dapat dinyatakan dengan a  A, b  A, c  A, d  A, e  A.Tetapi f  A, g  A, dan h  A.
Himpunan B = .Jadi 2  B, 5  B, 7  B. Tetapi 1  B, 9  B. Dan bila anda menemukan statu himpunan P =  berarti a  P dan    P.   anggota P yang berbentuk himpunan.


4.      Banyaknya Anggota Suatu Himpunan
            Banyaknya anggota suatu himpunan dinamakan juga bilangan kardinal dan diberi lambang “n”. Jika A adalah suatu himpunan, maka banyaknya anggota dari himpunan A ditulis n(A).
Contoh 3: Berapakah bilangan kardinal dari himpunan di bawah ini?
A =
B =
C =
Jawab:
A = , maka kardinal A adalah n(A) = 6
B =  =  maka bilangan kardinal B adalah n(B) = 5
C = , berarti juga D = , maka bilangan kardinal D adalah n(D) = ~.
       Himpunan C adalah himpunan yang tidak dapat ditentukan banyak anggotanya. ”~” melambangkan bilangan kardinal tak terhingga.
5.      Macam-macam Himpunan
a.    Himpunan Kosong
            Himpunan A dikatakan himpunan kosong bila bilangan kardinal dari himpunan A = 0 atau n(A) = 0. Himpunan kosong dinotasikan dengan ϕ atau . Jadi apabila A = , maka A = ϕ  atau A =  dan n(A) = 0.
Perhatikan contoh di bawah ini!
1.                              B =
2.                              C =
3.                              D =

      Contoh 1, 2 dan 3 merupakan contoh himpunan yang tidak memiliki anggota atau n(B) = n(C) = n(D) = 0.

b.      Himpunan Semesta
            Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan U (Universum) yang berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya himpunan dari objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta ditetapkan sebelum kita membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh himpunan lain dalam pembicaraan tersebut merupakan bagian dari himpunan pembicaraan.
Contoh 5:
1.      Apabila kita membicarakan himpunan A  maka yang dapat menjadi himpunan semesta adalah:
U = ,
U = ,
U =  atau himpunan lain yang memuat A.
2.    Apabila kita membicarakan himpunan
B= , maka yang menjadi himpunan semestanya adalah :
      U =
      U =
      U =
6.      Himpunan Berhingga
            Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau n(A) = a, a  bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan cacah.
Contoh 6
a. A =  karena                                            n(A) = 0, 0  bilangan cacah.
b. B =                                            n(B) = 20, 20  bilangan cacah.
7.             Himpunan Tak Berhingga

Himpunan A disebut himpunan tak berhingga apabila tidak memenuhi syarat himpunan berhingga. Himpunan A apabila anggota-anggotanya sedang dihitung, maka proses perhitunganya tidak akan berakhir. Dengan perkataan lain himpunan A, n banyak anggotanya tidak dapat ditentukan/ditulis dengan bilangan cacah. Contoh 7:
            A =
Apabila kita menghitung anggota himpunan A,  maka proses perhitungan anggota A tidak akan berakhir. Jadi A adalah himpunan tak berhingga dan n(A)=~.
8.             Himpunan Terbilang
            Himpunan A dikatakan himpunan terbilang bila anggota himpunan A tersebut dapat ditunjukkan atau dihitung satu persatu.
Contoh 8:
a.       A =
Himpunan A di atas merupakan contoh himpunan terbilang sebab dapat dihitung satu persatu, sekaligus contoh himpunan terhingga sebab n(A) = 3.
b.      B =
Himpunan B di atas merupakan contoh himpunan terbilang, tetapi juga merupakan contoh himpunan tak hingga sebab n(B) = ~.
9.             Himpunan Tak Terbilang
            Himpunan A dikatakan tak terbilang bila anggota himpunan A tersebut tidak dapat dihitung satu persatu.
Contoh 9:
      B =
      Himpunan B merupakan contoh himpunan tak terbilang, karena anggotanya tak dapat dihitung satu persatu. Himpunan B juga merupakan himpunan tak berhingga, karena n(B) = ~.

10.         Himpunan Terbatas
            Himpunan A dikatakan himpunan terbatas bila himpunan A mempunyai batas di sebelah kiri saja disebut himpunan terbatas kiri. Dan jika himpunan tersebut hanya mempunyai batas sebelah kanan disebut himpunan terbatas kanan. Batas sebelah kiri juga disebut batas bawah sedangkan batas sebelah kanan disebut batas atas.
Contoh 10:
a.       P = , mempunyai batas bawah 0 dan batas atas 4.
b.      Q = , mempunyai batas bawah 0 dan batas atas 3.
Tetapi 0  R dan 3  Q.
            Khusus untuk himpunan tak terbatas yang semesta pembicaraanya bilangan real penulisan himpunanya dapat menggunakan notasi interval.
Contoh
a.       A =  dapat ditulis
b.      B =  dapat ditulis
c.       C =  dapat ditulis
d.      D =  dapat ditulis (0,5)

11.         Himpunan Tak Terbatas
            Himpunan A dikatakan himpunan tak terbatas bila himpunan tersebut tidak memiliki batas.
Contoh 11
R =  

Menyelesaikan Operasi Himpunan

1.    Relasi Antar-Himpunan
Gabungan Dua Himpunan
            Gabungan dua himpunan A dan B yang dilambangkan dengan ”A  B” adalah himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua anggota A atau anggota B atau anggota kedua-duanya. ”A  B” dibaca A gabungan B atau gabungan A dan B.
            Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan maka A  B = , dan jika dinyatakan dengan diagram Venn maka daerah yang diarsir merupakan daerah A gabungan.
Diagram Venn A  B
                     A                B
 




Contoh 1.
Jika A =
       B =
Maka A B = 
Diagram Vennnya
                    A            B                   
          d
c 
          e
a
  
   b
           


                                   
A  B
Contoh 2.
Jika A =  dan
       B =  berarti A  B
Maka A  B =   = B

              .B
   .A
.5

   .6
.2
.3     .1
.4
Diagram Vennnya
                                                                                                Gambar 2
                                                                                    A  B              A  B = B


A B
Contoh 3.
Jika A =  dan B = , maka A  B = 
2.      Irisan Dua Himpunan
Misalkan     A = {1, 3, 5, 7, 9}
                   B = {2, 3, 5, 7}
Anggota himpunan A dan B adalah anggota himpunan A sekaligus menjadi anggota himpunan B= {3, 5, 7}.
Anggota himpunan A yang sekaligus menjadi anggota himpunan B disebut anggota persekutuan dari A dan B. Anggota persekutuan dua himpunan disebut irisan dua himpunan, dinotasikan dengan  (  dibaca : irisan atau interseksi). Jadi, A ∩ B = {3, 5, 7}.

Atau dapat dikatakan :
Irisan (interseksi) dua himpunan adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan anggota persekutuan dari dua himpunan tersebut.
Ø  Menentukan irisan dua himpunan
a.       Himpunan yang satu merupakan himpunan bagian yang lain.
Misalkan A = {1, 3, 5}  B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Irisan dari himpunan A dan B adalah A  B = {1, 3, 5} = A.
Jika A  B, semua anggota A menjadi anggota B. Oleh karena itu, anggota persekutuan dari A dan B adalah semua anggota dari A.
Jika A  B maka A  B = A.
b.      Kedua himpunan sama.
Dua himpunan A dan B dikatakan sama apabila semua anggota A jyga menjadi anggota B begitupun sebaliknya. Oleh karena itu anggota sekutu dari A dan B adalah semua anggota A atau anggota B.
Jika A = B maka A ∩ B = A atau A  B = B.
c.       Kedua himpunan tidak saling lepas (berpotongan).
Himpunan A dan B dikatakan tidak saling lepas (berpotongan) jika A dan B mempunyai sekutu, tetapi masih ada anggota A yang bukan anggota B dan ada anggota B yang bukan anggota A.

3.      Selisih (Difference) Dua Himpunan
Selisih (difference) himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua anggota dari A tetapi bukan anggota dari B.
Selisih himpunan A dan B dinotasikan dengan A – B atau A B (dibaca: selisih A dan B).
S
           A               B
 



Dengan notasi pembentuk himpunan dituliskan sebagai berikut.
A – B = {
B – A = {
Diketahui A = {a, b, c, d} dan B = {a, c, f, g}.
Selisih A dan B adalah A – B = {a, b, c, d} – {a, c, f, g} = {b, d}, sedangkan selisih B dan A adalah B – A = {a, c, f,g} – {a, b, c, d} = {f, g}.
4.    Komplemen Suatu Himpunan
Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota S tetapi bukan anggota A.
Dengan notasi pembentuk himpunan dituliskan sebagai berikut.
AC =
Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah himpunan semesta dan A = {3, 4, 5}. Komplemen himpunan A adalah AC = {1, 2, 6, 7}.
Komplemen A dinotasikan dengan AC atau A’ (AC atau A’ dibaca : komplemen A).

SIFAT OPERASI HIMPUNAN
1.     Komutatif
A È B = B È A , berlaku pula untuk irisan
            (A È B) È C = A È (B È C)
2.     Distributif
(A È B) Ç C = (A È B) Ç (A È C)
3.     Idempoten
A  È A = A
A  Ç A = A


4.     Identitas
A  È U = A  dan A  È F = A, berlaku pula untuk irisan

5.     Komplementer
A È A` = U
A Ç A` = F

6.     De Morgan
(A È B)` = A` È B`
(A Ç B)` = A` Ç B`


7.     Penyerapan
A È (A Ç B) = A
                        A Ç (A È B) = A


















Soal

1.   Apabila A = { x | 1£ x < 13 , x Î P} maka dengan menyebutkan anggotanya A adalah ... .
a. {1,3,5,7,9} c. {2,3,5,7,9} b. {1,3,5,7,11} d. {2,3,5,7,11}
2.      Di antara himpunan - himpunan di bawah ini yang merupakan himpunan kosong adalah ... ..
a. {bilangan prima genap}
b. {bilangan prima antara 19 dan 23}
c. {bilangan rasional antara 8 dan 9}
d. {bilangan asli antara 1 dan 13 habis dibagi12}
3.      K = {2,3,4,5} banyaknya hinpunan bagian yang memiliki 2 anggota adalah ... .
a. 4. c. 6
b. 5 d. 7
4.      Apabila P = { bilangan Prima £ 15}, Banyaknya himpunan bagian dari P yang mempunyai 3 anggota sebanyak ... .
a. 10 c. 15
b. 12 d. 20
5.      K = { 2,3,5,7} . Di antara himpunan-himpunan di bawah ini yang dapat menjadi himpunan semesta pembicaraan himpunan K adalah ... .
a. himpunan bilangan ganjil
b. himpunan bilangan genap
c. himpunan bilangan asli
d. himpunan bilangan prima yang kurang dari 7
6.      Ditentukan : P=Himpunan lima bilangan prima yang pertama, Q=Himpunan tujuh bilangan cacah yang pertama PÇ Q adalah ... .
a. {1,2,3,5} c. {1,3,5 }
b. {1,3,5,7} d. { 2,3,5 }
7.      Dalam suatu kelas terdapat 42 siswa , 27 anak gemar matematika, 19 anak gemar IPA, dan 10 anak gemar kedua-duanya. Bayaknya siswa tidak gemar matematika atau IPA adalah ... .
a. 8 anak c.6 anak
b. 7 anak d.5 anak
8.      n (A) = 25, n (B) = 19 dan n (AÇB) = 9,n(AÈB) = ... .
a. 53 siswa c. 35 siswa
b. 44 siswa d. 34 siswa
9.      Dalam suatu kelas yang terdiri dari 40 siswa ternyata 24 siswa gemar   basket, 30 siswa gemar tenis, dan 2 siswa tidak gemar kedua jenis olah raga tersebut. Berapakah siswa yang gemar basket dan tenis?
10.  n ( AÈB ) = 34 ; n( A ) = 26 ; n( B ) = 18 ; Banyaknya siswa yang menyukai A maupun B atau n(AÇB) adalah ... .
a. 14        b. 10      c. 12         d. 8


No comments:

Post a Comment