Thursday 28 April 2011

Miss You

Dan semuanya akan menjadi lengkap, keindahan itu ketika aku mengenal dan menyapa dirimu, CINTA.

FOR MY BELOVED BOY'S ON EAST BORNEO

I really, I miss you so much.....

SAYA MERINDUKAN DIRIMU SELAMANYA.

Friday 15 April 2011

Saya memang tak sempurna apa yang kalian inginkan.
Kesempurnaan hanya miliki Tuhan.
Bukan milik saya.
Ketika saya berada di pemikiran positif apa kalian berada di pikiran yang sama dengan saya.
Atau malah sebaliknya, menjadi pemikiran-pemikiran yang negatif.
Atau malah hanya melupakan saya seakan saya tak ada artinya di mata kalian.

Saya memang tak pandai berkata ataupun curhat.
Lewat ini saya sampaikan perasaan saya kepada kalian semua.
Saya dilupakan itulah saya.
Namun Tuhan tak pernah melupakan saya.
Ketika saya dan keluarga saya mendapatkan cobaan, hanya DIA yang setia kepada saya.
Dia yang menguji kesetian saya, dan sampai saat ini saya masih setia dengan seseorang meskipun saya tidak tahu dia akan seperti saya atau tidak.

mempertahankan hubungan itu nggak segampang membalikkan telapak tangan yang nggak ada isi.
Kuat, tegar dan segalanya. Mereka hanya melihat dari luar saja tapi hati saya mereka nggak pernah paham apa yang saya mau.
Memang saya punya segalanya, tapi saya tidak pernah mendapatkan satu kasih sayang saudara kandung saya. Sampai sekarang saya mesih memperjuangkan itu agar Kakak saya memperdulikan saya, namun semuanya hanya mimpi. Cerita-cerita keakraban saya dengan Kakak saya mungkin suatu saat akan menjadi sebuah kenangan yang tak pernah saya inginkan.

Berusaha dan berdoa demi kebahagiaan mama dan papa, kalian nggak pernah lihatkan aku selalu menyakiti mereka. Memberikan derai airmata yang bertubi-tubi, ntah sampai kapan saya bisa mengobati rasa tetesan airmata yang indah milik orang tua saya. Saya bangga dengan mereka, memang saya bangga tapi saya selalu menyesal kenapa saya tidak dapat membahagiakan mereka.

Saya selalu berkata,"Tuhan mempunyai rencana-rencana indah ". Saya selalu menunggu rencana-rencana indah itu, akan kah terjadi rencana itu. Dalam doa saya bertanya dengan Tuhan, " Apa rencana itu lebih indah atau tidak sama sekali Tuhan ?". Tuhan akan menjawab dengan segala-Nya Bahwa rencana-rencana itu lebih indah

Cinta, kasih sayang dan segalanya. Setia pada satu orang, tak ingin terulang dengan masa lalu. Sedikit demi sedikit semua telah terlupakan. Namun akankah MASA LALU akan terulang dengan rasa perih atau hati yang terluka, atau mengalah dengan seseorang dan pergi untuk selamanya. Saya mencoba bangkit dengan cinta anda. Dan sekarang saya menjadi sosok yang berbeda karena anda, karena anda telah mengubah segalanya. Luka itu telah terobati dengan keberadaan anda. Tuhan, memberikan anda ke saya pasti Tuhan tahu apa yang saya punya, dan anda punya yang tidak di miliki saya atau anda.

Ini yang terjadi dalam didri saya selama beberapa bulan, yang orang tak mengetahui tentang perasaan saya. Saya mencoba mengerti, memahami, dan mengalah tapi apakah mereka semua mengerti apa yang saya pikirkan, apa mereka bisa membaca hati saya ? Hanya lewat ini saya bisa mengungkapkan perasaan saya.

Wednesday 13 April 2011

I pray to ALLAH

Saya binggung harus berkata apa lagi ?
Tuhan, bantu saya untuk masalah-masalah ini.

Tuesday 12 April 2011

Kapan saya benar Tuhan

Memang benar Tuhan, lagi lagi dan lagi saya membuat kesalahan.
Saya tidak pernah paham dengan masalah ini.
Saya tidak pernah tahu Tuhan kapan saya bertindak salah atau tidak ?
Kapan saya bisa mengerti dan memahami semua orang yang berada di dekat saya termasuk dia.
Saya selalu menjaga perasaan saya, perlahan dan perlahan.
Namun nggak pernah ada kepastian bahwa tindakan saya salah.
Saya mencoba buat pahami karakter dia dan paham akan privasinya.
Namun saya salah, semuanya sia-sia.
Kesabaran, penantian dan segalanya.
Ntah apa yang saya perbuat, tidak dapat di jelaskan oleh dirinya.

Percaya dan yakin padanya Tuhan.
Ya, saya mencoba.
Ya, saya berusaha.
Ntah akan berakhir dengan sia-sia atau Tidak.
Saya mencintainya dan selalu membayangkan berada di sisinya.
Akankan semuanya berakhir begitu saja ?
karena kesalahan saya.

Jika terjadi kuatkan saya Tuhan, Engkau satu-satunya peneguh hatiku.
Kemarin aku hampir kehilangan saudara kandungku, dan kali ini apakah aku akan kehilangan dia ?
Terimakasih Tuhan atas secercah masalah yang datang silih berganti akan ku jadikan sebagai pembangkit kedewasaanku, dan akan ku jadikan rencanamu yang terindah.

Terimakasih telah mendatangkannya kepadaku.
AKu merindukannya, dan ingin selalu bersamanya.
Namun jika tidak bisa, biarkan semuanya menjadi mimpi terindah.
Tapi aku sadar semua rencana-rencana-Mu itu.

Friday 8 April 2011

Motivasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan, salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut.Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswaagar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti materipelajaran yang diajarkan oleh gurudi sekolah. Perlu ditanamkan pada dirisiswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik,siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.
Hal– hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar jugahendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.
Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajarmengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penulisan ini adalah “Motivasi Belajar”, rumusan masalah tersebut telah dirinci sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari Motivasi?
b. Apa saja jenis-jenis Motivasi?
c. Apa fungsi dari Motivasi Belajar?
d. Bagaimana Motifasi dalam Belajar?
e. Apa saja unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar?
f. Apa saja prinsip-prinsip Motivasi?
g. Bagaimana upaya untuk meningkatkan Motivasi Belajar?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan umum penulisan ini adalah untuk memperoleh diskripsi secara mendalam dan menyeluruh tentang Motivasi Belajar. Adapun tujuan secara khusus dari penulisan ini adalah memperoleh informasi secara mendalam dan menyeluruh tentang :
a. Pengertian dari Motivasi.
b. Jenis-jenis Motivasi.
c. Fungsi dari Motivasi Belajar.
d. Motifasi dalam Belajar.
e. Unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar.
f. Prinsip-prinsip Motivasi.
g. Upaya untuk meningkatkan Motivasi Belajar.


BAB II
PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil analisis terkait mengenai system pendidikan homeschooling yang telah dirumuskan pada BAB I. Secara sistematis dalam pembahasan ini akan dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bagian depan. Yaitu mengenai : (i) Pengertian dari Motivasi, (ii) Jenis-jenis Motivasi, (iii) Fungsi dari Motivasi Belajar, (iv) Motifasi dalam Belajar, (v) Unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar, (vi) Prinsip-prinsip Motivasi, dan (vii) Upaya untuk meningkatkan Motivasi Belajar.

2.1 Pengertian Motivasi
Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Motivasi Belajar Anak
Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2.2 Jenis-jenis Motivasi
Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, disini saya hanya akan dibahas dari dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Contohnya : siswa yang belajar, karena memang dia ingin mendapatkan pengetahuan, nilai ataupun keterampilan agar dapat mengubah tingkah lakunya, bukan untuk tujuan yang lain. Intrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purpose. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya.

b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Misalnya, seseorang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai yang baik, sehingga akan dipuji oleh guru, atau temannya atau bisa jadi, seseorang rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya. Jadi, tujuan dari belajar bukan untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu, tetapi ingin mendapatkan nilai baik, pujian ataupun hadiah dari orang lain. Ia belajar karena takut hukuman dari guru atau orang tua. Waktu belajar yang tidak jelas dan tergantung dengan lingkungan sekitar juga bisa menjadi contoh bahwa seseorang belajar karena adanya motivasi ekstrinsik.

2.3 Fungsi Motivasi Belajar
Kita semua tentunya mengetahui arti penting motivasi dalam proses belajar. Dalam belajar sangat diperlukan motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu.
Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan. Motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Ada tiga fungsi motivasi yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri, yaitu :
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pada intinya fungsi dari motivasi ini dapat di simpulkan bahwa motivasi sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan.

2.4 Motivasi dalam Belajar
Mengingat pentingnya faktor motivasi ini maka setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:
1. Sikap percaya guru pada kemampuan siswa
Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.
2. Menciptakan situasi belajar yang positif
Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa.
3. Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa
Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu :
- Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
- Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif
- Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat. Misalnya : ''Ketika kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia tidak akan mencair meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan pengemulsi yang terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.''Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.
4. Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas
Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak bias memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.
5. Memanfaatkan balikan (feedback)
Feedback mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut.
6. Memperhatikan kebutuhan siswa
Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.
7. Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok Membangun sebuah lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping kebutuhan akademik mereka. Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.

2.5 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada beberapa factor yang mempengaruhi motivasi belajar,yaitu:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2. Kemampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.
4. Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.
5. Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.
6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.

2.6 Prinsip-prinsip Motivasi
Sebenarnya, prinsip-prinsip yang dimaksud dapat kita jumpai dalam berbagai sumber kepustakaan psikologi. Namun untuk mudahnya, dalam pembahasan ini akan dikemukakan prinsip-prinsip belajar yang diintisarikan oleh Rothwal (1961) sebagai berikut:
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya.
2. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.
3. Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas itu seyogianya ditunda sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.
4. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.
5. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.
Berkenaan dengan motivasi ini ada beberapa prinsip yang seyogianya kita perhatikan.
1. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.
2. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan yang tidak merusak citra diri siswa dapat memperkuat kemampuan memelihara kesungguhannya dalam belajar.
3. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa. Contohnya seorang murid yang mengharapkan bantuan dari gurunya bisa berubah lebih dari itu, karena kebutuhan emosi terpenuhi daripada karena keinginan untuk mencapai seauatu.
4. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau keyakinan diri. Seorang anak yang temasuk pandai atau kurang juga bisa menghadapi masalah.
5. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi dorongan yang sama untuk melakukan sesuatu.
6. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
7. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku.
8. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena ingin belajar.
9. Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi, tapi bila kesempatan untuk menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi motivasi dalam mencapai tujuan.
10. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan.
11. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.
3. Prinsip Persepsi
“ Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi”. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu.
Berkenaan dengan persepsi ini ada beberapa hal-hal penting yang harus kita perhatikan:
1. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lainnya karena setiap pelajar memiliki lingkungan yang berbeda. Semua siswa tidak dapat melihat lingkungan yang sama dengan cara yang sama.
2. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuannya.
3. Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya. Dalam sesuatu situais seorang pelajar cenderung bertindak sesuai dengan cara ia melihat dirinya sendiri..
4. Para pelajar dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai dirinya sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik bergantung pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai suatu situasi. Guru dan pihak lain dapat membantu pelajar menilai persepsinya.
5. Persepsi dapat berlanjut dengan memberi para pelajar pandangan bagaimana hal itu dapat dilihat .
6. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana untuk mengklasifikasi persepsi mereka.
7. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi pandangannya terhadap dirinya.

4. Prinsip Tujuan
“ Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai.
2. Dalam menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat
3. Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat memenuhi kebutuhannya.
4. Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai
5. Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku.
6. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya dan yang dapat ia capai.
7. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat mempengaruhi perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah diri atau prestasinya menurun.
8. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang nampak untuk para pelajar. Karena guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas dan dapat diterima para pelajar.
5. Prinsip Perbedaan Individual
“Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang”
Proses pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Karena itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek tersebut.
Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu diingat:
1. Para pelajar harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.
2. Para pelajar perlu mengenal potensinya dan seyogianya dibantu untuk merenncanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri.
3. Para pelajar membutuhkan variasi tugas, bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan , minat dan latarbelakangnya.
4. Pelajar cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalamannya masa lampau yang ia rasakan bermakna untuknya. Setiap pelajar biasanya memberi respon yang berbeda-beda karena memang setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengalamannya.
5. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila individu tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar. Manakala para pelajar memiliki kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat sebagai individu, upaya untuk memecahkan masalah motivasi dan kreativitas akan lebih meningkat.
6. Pelajar yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya bila kelemahannya yang lebih ditekankan maka ia akan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap belajar.
6. Prinsip Transfer dan Retensi
“Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru”.
Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Prosesa tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru.
Berkenaan dengan proses transfer dan retensi ada beberapa prinsip yang harus kita ingat.
1. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi. Usaha yang aktif untuk mengingat atau menugaskan sesuatu latuhan untuk dipelajari dapat meningkatkan retensi.
2. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.
3. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses belajar itu terjadi. Karena itu latihan seyogianya dilakukan dalam suasana yang nyata.
4. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik. Suasana belajar yang dibagi ke dalam unit-unit kecil waktu dapat menghasilkan proses belajar dengan retensi yang lebih baik daripada proses belajar yang berkepanjangan. Waktu belajar dapat ditentukan oleh struktur-struktur logis dari materi dan kebutuhan para pelajar.
5. Penelaahan bahan-bahan yang faktual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan retensi dan nilai transfer.
6. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
7. Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan proses pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-bahan yang tidak disepakati tidak akan dapat diserap sebaik bahan-bahan yang menyenangkan.
8. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu. Kemungkinan lupa terhadap bahan yang lama dapat terjadi bila bahan baru yang sama yang dituntut.
9. Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan illustrasi unsur-unsur yang serupa.
10. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama dibuat.
11. Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer.
7. Prinsip Belajar Kognitif
“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif.
1. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar perlu mengarahkan perhatian yang penuh agar proses belajar kognitif benar-benar terjadi.
2. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individual yang ada.
3. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
4. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau unit-unit yang sesuai.
5. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting . Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna.
6. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar (divergent thinking).
7. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif dan afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah, analisis, sintesis dan penalaran.
8. Prinsip Belajar Afektif
“ Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru”.
Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar afektif.
1. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.
2. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.
3. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.
4. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan hasil dari belajar langsung.
5. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.
6. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
7. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih mudah daripada yang memiliki masalah.
8. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas.
9. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.
9. Proses Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya.
Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan dasar psikomotor.
2. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.
3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan psikomotor.
4. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.
5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan dan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.
6. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan penampilan psikomotor individu.
7. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah efisiensi belajar psikomotor.
8. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor waktu semata-mata.
9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.
10. Prinsip Evaluasi
Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya.
Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya.
Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar.
2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi pelajar.
3. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi dan belajar.
4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.
5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai dirinya.
6. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang.
7. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.
Setelah anda membaca dan memahami prinsip-prinsip yang berkenaan dengan proses belajar dan pengajaran, cobalah anda kerjakan latihandibawah ini. Denga demikian anda akan dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip itu lebih jauh.
Bagaimana anda menerapkan prinsip-prinsip:
1. Kesiapan
2. Motivasi
3. Persepsi
4. Tujuan
5. Perbedaan Individual
6. Transfer dan Retensi
7. Belajar Kognitif
8. Belajar Afektif
9. Belajar Psikomotor
10. Evaluasi
Untuk memeriksa lebih jauh hasil anda bagian ini tidak disediakan kunci jawaban. Oleh karena itu hasil latihan Anda sebaiknya Anda bandingkan dengan hasil latihan anda. Diskusikanlah dengan kelompok untuk hal-hal berbeda dalam hasil latihan itu. Dengan mengkaji hasil latihan itu, anda seyogianya selalu melihat rincian prinsip-prinsip belajar dan pengajaran yang diuraikan sebelumnya. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi dalam kelompok, bawalah persoalan tersebut ke dalam pertemuan tutorial. Yakinlah dalam pertemuan tersebut anda akan dapat memecahkan persoalan tersebut.

2.7 Upaya untuk Meningkatkan Motivasi
Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar seorang mahasiswa antara lain :
1. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Beberapa syarat harus dimiliki seorang tutor dalam upaya pembelajaran kepada mahasiswa diantaranya (a) tutor telah mempelajari bahan pelajaran (b) tutor telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang dan sukar, (c) tutor telah menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan (d) tutor telah memahami sifat bahan pelajaran.
Beberapa prinsip belajar diantaranya (a) belajar menjadi bermakna bila mahasiswa memahami tujuan belajar, (b) belajar menjadi bermakna bila mahasiswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya, (c) belajar menjadi bermakna bila tutor mampu memusatkan segala kemampuan mental mahasiswa dalam program tertentu, (d) sesuai dengan perkembangan jiwa mahasiswa, (e) belajar bisa menjadi menantang bila mahasiswa memahami prinsip penilaian faedah nilai belajarnya.
2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Upaya optimalisasi tersebut antara lain (a) memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengungkapkan hambatan belajarnya, (b) memelihara minat, kemampuan, dan semangat belajar mahasiswa, (c) meminta kesempatan pada kepala sekolah agar memberi kesempatan pada mahasiswa mengaktualisasi diri, (d) memanfaatkan unsur-unsur lingkungan, (e) menggunakan waktu secara tertib, (f) merangsang mahasiswa dengan memberi penguat rasa percaya diri.
3. Optimalisasi Pemanfaatan, pengalaman, dan kemampuan Mahasiswa.
Beberapa upaya optimalisasi tersebut antara lain (a) menugasi mahasiswa membaca modul sebelumnya, (b) tutor mempelajari hal-hal yang sukar bagi mahasiswa, (c) tutor memecahkan dan mencari cara memecahkan hal-hal yang sukar, (d) tutor mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian mengatasi kesukaran, (e) tutor mengajak serta mahasiswa mengalami dan mengatasi permasalahan, (f) beri kesempatan mahasiswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekannya.
4. Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi Belajar
Beberapa cara mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar antara lain (a) menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, (b) mengikut sertakan semua mahasiswa untuk memelihara fasilitas belajar (c) mengajak serta pengelola memperlengkap fasilitas tutorial.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh tutor untuk menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang tutor menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya keadaan mahasiswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk mahasiswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, mahasiswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar mahasiswa yang berprestasi.

3. Saingan/Kompetisi
Tutor berusaha mengadakan persaingan di antara mahasiswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya mahasiswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada mahasiswa yang berbuat kesalahan saat proses turorial. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar mahasiswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik;
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok;
9. Menggunakan metode bervariasi; dan
10. Menggunakan media yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran

Pengaruh Iman dalam Kehidupan

PENGARUH IMAN DALAM KEHIDUPAN
Manusia adalah jasad dan ruh. Di dalamnya terdapat berbagai gharizah (instinct) secara fitrah berupa keperluan-keperluan jasmani. Ta juga memiliki berbagai keinginan (raghbah) dan naluri berupa kebutuhan-kebutuhan ruhani. Seandainya berbagai keinginannya itu dibiarkan tanpa kendali, niscaya akan mengajak pada kekacauan dan keributan serta membantu tersebarnya kerusakan di muka bumi, sebagai akibat dan perbenturan antar berbagai keinginan, serta adanya persaingan umat manusia dalam merealisasikannya.
Allah membedakan manusia dan seluruh jenis hewan dengan akal, dan menyinarinya dengan fitrah, serta menyempurnakannya dengan kenabian. Manusia secara nalurinya adalah makhluk berbudaya. Kerana itu setiap individu, pandangan dan perasaannya terhadap masyarakatnya/persekitarannya haruslah konstruktif, sebagaimana ia mengambil maka ia harus memberi. Seperti halnya orang lain membantu apa yang diperlukannya, maka ia pun harus prihatin dalam memenuhi hajat orang lain. Akan tetapi sikap egois atau perbezaan pemahaman dan potensi beramal sering membuat sebagian manusia menjauhi kebenaran; entah kerana malas, salah tindakan atau kerana unsur penipuan, dan dia menempuh pelbagai tindakan bagi tujuan memenuhi keinginan dan gharizahnya.

Berbagai kejahatan dirancang dalam kesunyian dan disiapkan dalam kegelapan jauh dari mata pengawas, dan jauh dari keadilan seandainya hal itu dilakukan di tengah-tengah manusia. Dan tidak mungkin boleh mengendalikan setiap aspek perlaksanaan/perlakuan ini kerana biasanya tidak tampak kepada masyarakat, dan tidak mungkin berupaya mengendalikan serta mengaturnya kecuali kekuatan dari dalam dan pengawasan yang sentiasa.

Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang didalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."
Iman memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan seorang mukmin jika iman itu benar maka akan memberikan pengaruh positif yang akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan ,namun sebaliknya jika iman itu salah karena bercampur dengan syirik maka akn memberikan pengaruh negative yang menyengsarakan kehidupan dunia dan akhirat untuk lebih jelasnya dapat kita kaji dari pendapat AL-MAUDUDI yang mengemukakan pengaruh iman dalam kehidupan manusia antara lain:
1. Manusia yang beriman tidak mungkin orang yang berpandangan sempit dan berakal pendek ia percaya kepada Allah SWT sebagai penguasa dan pemeliharan alam semesta dia tidak akan pernah merasa asing dengan apapun yang ada didunia pandangannya menjadi luas wawasan intelektualnya menjadi terbuka pendirianya bebas seperti kekuasaan AllahSWT.
2. Keimanan ini mengangkat manusia kederjat yang paling tinggi dalam harkatnya sebagai manusia ,orang yang beriman percaya hanya kepada Allah SWT yang maha kuasa dan tidak ada selainnya yang dapat menguntungkan atau merugikan seseorang.
3. Bersamaan dengan rasa harga diri yang tinggi keimanan juga menalirkan ke dalam diri manusia rasa kesederhanaan dan kesahajaan ,ia menjadi orang yang tidak menyukai sifat pamir atau kepura puraan , orang yang beriman tidak pernah angkuh ,kelebihan harta atau kekuasaan tidak membuatnya sombong karena ia tahu semua itu berasal dari Allah ,setiap saat Allah dapat mengambil apa yang penah di berikan-NYA kepada manusia.
4. Keimanan membuat manusia menjadi suci daan benar, ia yakn tidak ada jalan lain untuk mencapai kesuksesan dan keselamatan kecuali dengan kesucian jiwa dan tingkah laku yang baik ,ia yakin tuhan berada di atas segalanya yang ada ia mempuyai keyakinan kuat ,Allah SWT adalah penguasa seluruh kekayaan yang ada di bumi dan di langit.
5. Orang yang beriman mempunyai kemauan kuat, kesabaran yang tinggi dan kepercayaan yang teguh kepada Allah dalam segala hal tidak mempunyai hubngan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman ,orang beriman meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang dapat ikut campur tangan terhadap kekuasaan Allah dalam kehidupan , keyakinan ini membuat orang beriman sadar bahwa jika ia berbuat dan bersikap benar serta adil maka akan meraih kesuksesan .
6. Orang yang beriman tidak bakal putus asa atau patah hati dengan keadaan yang di hadapi ketika orang beriman memutuskan untuk menjalankan perintah perintah-NYA maka ia yakin akan mendapat dukungan dan pertolongan Allah keyakinan ini membuat orang beriman tetap kukuh dan mantap dalam menjalani kehidupan.
7. Keimanan menumbuhkan keberanian dalam diri manusia dalam hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut (a) takut mati dan (b) pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain allah yang dapat mencabut nyawanya “keimanan kepada kalimat LAILAAHA ILLA ALLAH menghapus kedua pemikiran di atas.
8. Orang-orang beriman selalu menghindari cara-cara yang rendah dalam mencapai tujuan nya mereka percaya bahwa kesejahteraan manusia berada di
9. tangan Allah SWT, dan Allah memberikannya kepada manusia dengan kehendaknya ,tugas manusia hanya berusaha keras untuk mendapatkannya dengan cara yang benar ,mereka mengetahui tercapai tidaknya tuuan manusia dalam hidup ini tergantung kepada kehendak Allah SWTsemata.
10. Pengaruh keimanan membuat manusia menjadi taat dan ptuh kepada hokum hukum Allah , seseorang yang beriman yakin bahwa Allah mengetahui segalanya baik yang nyata maupun yang tersembunyi dari pandangan manusia ,manusia dapat menyenbunyikan sesuatu kepada orang lain , tetapi tidak dapat menyembunyikannya di hadapan Allah SWT.
Demikian beberapa dampak keimanan dalam kehidupan manusia sehari hari karena alasan inilah, keimanan ini menjadi aspek yang pertama dan terpenting untuk menjadi seorang muslim sejati ,
Kepatuhan kepada Allah SWT tidak mungkin tumbuh dalam diri seseorang jika ia tidak mempunyai keyakinan dan keimanan terhadap kalimat tauhid tersebut, atau dengan kata lain , tidak ada yang berhak di sembah kecuali Allah SWT.
Di samping keimanan seperti yang di kemukakan di atas memberikan dampak positif terhadap kehidupan seorang muslim itu sendiri, ia juga dapat memberikan kenikmatan bagi orang lain dan lingkungan nya ,seperti firmanNYA dalam surah Ibrahim[14]:24-27 ]
Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik ,akarnya kuat dan cabangnya (menjulang)ke langit (24)(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seiring tuhannya ,dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat (25)dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk ,ang telah di cabut akar akarnya dr permukaan bumi :tidak dapt (tegak) sedikitpun (26)Allah meneguhkan iman orang -orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) didunia dan diakhirat : dan Allah menyesatkan orang- orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang dia hendaki(27) (Q.S.Ibrahim [14]:24-27)
Pada ayat ini secara metafora (perbandingan) Allah mengumpamakan kalimat tayyibah (ucapan yang baik) itu laksana sepohon kayu yang besar dan kuat , jadi kondisi dan fungsi orang-orang yang beriman menurut ayat tersebut adalah laksana pohon yang besar yang mempunyai tiga cirri khas:
1. Dia berdiri teguh dan kuat dalam kehidupan dan mempunyai pendirian ,tidah mudah goyah dan di goncang ,tidak mudah di pengaruhi.
2. Dia mempersembahkan buahnya kepada manusia untuk di nikmati dan di makan .
3. Dia menjadikan dirinya tempat bernaung ,memberikan perlindungan kepada sesame manusia ,membela orang yang teraniaya dan lain sebagainya.
Dan hal itu tidak lain adalah agama dan cahaya iman yang menjadikan setiap individu merasa bahwa Allah Yang Maha-Tahu sentiasa mengawasi gerak-geriknya. Dia merasa bahwa Allah yang tampak bagi-Nya seluruh apa yang ada di langit dan di bumi akan membalas semua orang atas amal-amalnya. Maka datanglah ajaran samawi untuk membimbing manusia menuju kebahagiaan dengan sangat memperhatikan ruh dan jasad secara seimbang. Ia menggariskan suatu jalan yang harus dilalui untuk mewujudkan keinginan dan gharizahnya. Maka Islam mengharamkan pembunuhan dan kerahiban. (Karena mengekang naluri dan keinginan manusia (pent.)) Ia memerintahkan untuk menikmati rezeki yang halal lagi baik, serta mengharamkan khaba’its (yang kotor dan menjijikkan). Ia memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya dengan memurnikan keikhlasan untuk-Nya dan melarang kekufuran, kefasikan serta kemaksiatan dalam banyak ayat al-Quran.
Nabi Muhammad berlepas diri dari orang-orang yang ingin menambah-nambah dalam beribadah, melebihi apa yang dibawa oleh baginda Rasul s.a.w., tanpa mengendahkan hak-hak tubuh mereka. Anas bin Malik r.a. menceritakan bahawa ada tiga orang laki-laki datang ke rumah para istri Nabi untuk menanyakan ibadah Rasulullah s.a.w.. Maka tatkala mereka diberitahu tentang ibadah beliau, mereka menganggapnya sedikit (tidak seberapa/biasa-biasa saja) dan mengatakan, “Apalah kita, kalau dibandingkan dengan Nabi beliau telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang kemudian?!” Salah seorang dari mereka berkata, “Kalau saya, maka akan solat malam selamanya.
” Yang lain mengatakan, “Saya akan puasa dari (sepanjang tahun) selamanya, tidak berbuka.” Yang lain lagi berkata, “Saya akan menjauhi wanita, tidak akan menikah selamanya.” Kemudian Rasulullah s.a.w., datang dan bersabda, “Kalian yang mengatakan begini dan begitu?! Ingatlah, demi Allah, aku ini orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian dan yang paling takwa, tetapi (sekalipun demikian) aku puasa dan juga berbuka, aku solat dan tidur, dan aku mengahwini wanita. Maka siapa yang tidak menyukai sunnahku (syari’atku) dia bukan termasuk golonganku.” (Hadis Riwayat al-Bukhari 7/2 bab Nikah, lihat Muslim 11/1020). Jadi Islam itu bagaikan bangunan yang kekal, kukuh, kuat dan sempurna. Di dalamnya terdapat segala macam sebab kehidupan yang ideal, dan segala sarana kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan di dunia dan berhujung dengan kebahagiaan di akhirat yang lebih sempurna dan lebih tinggi, yang mana kebahagiaan tersebut bukan balasan sepadan seperti harga dan barang, kerana yang terbatas dan dangkal tidaklah menjadi harga bagi sesuatu yang langgeng dan yang tak terbatas. Akan tetapi ia adalah kurnia/anugerah dari Allah dan rahmat-Nya bagi siapa saja yang benar imannya kepada Allah, malaikat-Nya, para rasul-Nya, Hari Kiamat, Hari Akhir, dan takdir-Nya, yang baik mahupun yang buruk.
Mengerjakan setiap rukun dari rukun-rukun ini memberikan buah dan hasil yang banyak. Pertama bagi peribadi si pelaku dan kedua bagi jamaah (masyarakat), dengan syarat mengaitkan setiap rukun dengan yang lain. Kerana mendustakan salah satunya bererti mendustakan seluruhnya. Manusia diciptakan untuk diuji. Allah berfirman,“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setitis mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (Al-Insan: 2)
Dan Allah telah melengkapinya dengan bekal yang memang diperlukan untuk setiap ujian yang diberikan. Maka Allah menjadikannya berakal, mendengar, melihat, berupaya bergerak, juga meletakkan padanya keinginan, kemahuan, dan semangat jasmani mahupun rohani. Allah telah mengutus para rasul bagi tujuan menjelaskan jalan yang lurus yang harus dilalui agar dapat mencapai hidup bahagia di dunia dan dapat menghantarkan kepada kenikmatan abadi di akhirat. Para rasul tersebut juga memperingatkan dari jalan-jalan yang menghantarkan kepada seksa neraka. Allah berfirman menjelaskan hal tersebut,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku, Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pernberi rezeki Yang mempunyai kekuatan lagi Sangat kukuh.” (Adz-Dzariyat: 56-58).
Keluar dari ibadah adalah keluar dari jalan yang lurus. Ibadah yang sebenarnya adalah ibadah yang memenuhi syarat ikhlas dan ittiba’ (mengikuti Nabi s.a.w.). Ikhlas dalam niatnya (kerana Allah) dan ittiba’ dengan konsisten mengikuti ajaran-ajaran samawi berdasarkan firman Allah s.w.t.,
“...agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya...” (Hud: 7)
Ujian adalah percubaan untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya dengan mengikuti perintah setepat-tepatnya dan dengan menjauhi larangan sejauh-jauhnya.
Berdasarkan huraian ini maka beriman kepada semua rukun adalah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, sebahagiannya terkait dengan sebagian yang lain. Pengaruh masing-masing rukun iman adalah bererti pengaruh rukun iman yang lain. Kerana itu, dalam realisasinya, satu rukun dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Begitu pula pengaruhnya kepada pribadi dan jamaah, tidak dapat dipisahkan. Sebab individu adalah batu pertama bagi terbentuknya bangunan masyarakat. Ajaran-ajaran samawi ditujukan untuk per-orangan, kerana kebaikan mereka adalah kebaikan jamaah. Adapun buah iman, di antaranya adalah:

a. Sesungguhnya iman kepada Allah itu adalah kehidupan hati, memasak (sebagai asas) kekuatan kepadanya untuk menaiki tangga kesempurnaan. Ia adalah pendorong bagi jiwa agar menghiasi diri dengan budi pekerti yang baik, jauh dari kehidupan dan hal-hal yang tidak berguna. Sebagaimana Allah berfirman,
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Karni berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah rnasyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 122)
b. Iman itu adalah sumber ketenangan dan kedamaian bagi setiap orang, kerana ia sejalan dengan fitrah dan seiring dengan tabiatnya. Ia adalah sumber kebahagiaan bagi masyarakat, kerana ia mengukuhkan ikatan-ikatan masyarakat, merapatkan tali kekeluargaan dan membersihkan perasaan-perasaan, dan dengan itu semua masyarakat meningkat menggapai kemuliaan (fadhilah). Dan fadhilah itu adalah nikmat kerelaan (redha) dalam segala hal, dalam kondisi lapang atau sempit, mudah atau sulit serta manis atau pahit, kerana beriman kepada qadha’ Allah dan hikmah-Nya. Sebagaimana firman Allah,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Imam Muslim dengan sanadnya dan Shuhaib meriwayatkan, Rasulullah s.a.w., bersabda,

“Sungguh menghairankan urusan orang mukmin itu. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Tidaklah hal itu berlaku bagi seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika ia mendapat nikmat ia bersyukur maka menjadi baik baginya. Dan jika ia ditimpa musibah ia bersabar, maka menjadi baik untuknya.” (Hadis Riwayat 4/2295, Ahmad 4/332-333, 6/15-16)

Maka orang mukmin yang menjiwai dan merasakan seperti ini akan tenang hatinya, selesa badan dan jiwanya. Kehidupannya penuh dengan kebahagiaan, dinaungi oleh perasaan redha dan damai, serta merasa tenang atas rahmat Allah dan keadilan-Nya, kerana Dia adalah tumpuan harapannya, benteng perlindungannya, permata hatinnya dan kenyamanan imannya.

c. Sucinya hati dan kejernihan jiwa. Membawa maksud, iman itu menyucikan jiwa dari persangkaan-persangkaan, khurafat dan takhayul. Dengan begitu ia akan jernih dan bersih sesuai fitrahnya, keadaannya akan meningkat dengan karamah yang ada padanya. Maka setiap rasa tunduk dan khusyu’ di dalamnya untuk menyatukan arah kepada Penciptanya, Yang memiliki kurnia atas dirinya dan atas seluruh makhluk, serta menjamin kepentingan mereka semua. Bilamana ia merasakan pada dirinya keutuhan penciptaan dan tenjaminnya rezeki maka sirnalah (lenyaplah) ikatan-ikatan takhayul, takut dan harapannya dari makhluk lain, baik para pembesar manusia mahupun bayangan menakutkan yang diciptakan oleh daya khayal yang disangka ada pada benda-benda langit (planet dan binatang), pepohonan, bebatuan dan sejenisnya, atau kuburan dari ahli kubur yang dikeramatkan. Maka dengan iman itu ia akan bergantung kepada Allah, Tuhan Yang Maha haq, dan akan berpaling dari yang selain-Nya. Maka bersatulah manusia dalam ketergantungan (ta’alluq) dan tujuan (hadaf), serta hilanglah dorongan-dorongan untuk bersaing dan berselisih.
d. Menampakkan kemuliaan (izzah) dan kekebalan (mana’ah). Orang yang beriman percaya bahwa dunia adalah mazra’atul akhirah (ladang untuk akhirat), seperti dalam firman Allah, “Dan dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 110)
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Az-Zalzalah: 7-8)
Dan ia mengimani bahwa apa yang ditakdirkan luput darinya, tidak akan mengenainya, dan apa yang ditakdirkan menimpanya pasti mengenainya. Dengan itu, terhapuslah dari dalam hatinya terhadap perihal kekhuwatiran dari segala macam rasa takut. Maka dia tidak akan rela kehinaan dan kerendahan untuk dirinya, ia tidak akan tinggal diam atas kekalahan dan penindasan.
Dari sini kita mengetahui dengan jelas bagaimana tugas-tugas berat dan agung mampu ditempuh melalui tangan Rasulullah dan juga tangan-tangan para sahabatnya. Sesungguhnya kekuatan bumi semuanya tidak mampu menghadang di depan orang yang hatinya dipenuhi oleh pancaran iman, amalnya didasarkan pada pengawasan Allah dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan akhirnya. Kita juga memahami bagaimana para rasul dan para nabi di mana mereka sendirian menghadapi kaum dan umatnya yang bersatu, mereka tidak mempedulikan jumlah manusia dan kekuatannya. Dalam Sejarah Nabi Ibrahim dan Hud terdapat sikap yang dapat menjelaskan dan menampakkan kekuatan iman yang sebenarnya.
e. Berhias dengan akhlak mulia. Sesungguhnya iman seseorang kepada suatu kehidupan sesudah kehidupan duniawi ini dan di sana akan dibalas segala perbuatan akan membuat dia merasa bahawa hidupnya mempunyai tujuan dan makna yang tinggi; suatu perkara yang dapat mendorongnya untuk berbuat baik, berbudi luhur dan berhias dengan keutamaan, menjauhi kejahatan dan melepas pakaian kehinaan. Dengan begini akan terwujudlah peribadi yang utama dan masyarakat yang mulia serta negara yang makmur.
f. Bersemangat, giat serta rajin bekerja. Sesungguhnya orang yang beriman kepada qadha’ Allah dan qadar-Nya, mengetahui kaitan antara sebab dan akibat, mengerti nilai amal, kedudukan dan keutamaannya, ia akan mengetahui bahawa di antara taufik Allah bagi manusia adalah petunjuk-Nya untuk mengupayakan sebab-sebab yang dapat menghantarkan kepada tujuan. Dan dia tidak akan berputus-asa apabila ada sesuatu yang tidak dia capai, sebagaimana dia tidak akan lupa diri dan sombong apabila berhasil meraih keuntungan dunia, sebagai wujud dan iman kepada firman Allah s.w.t.,
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan din.” (Al-Hadid: 22-23)

BUNYI UNIK YANG DI HASILKAN OLEH TELEPON DENGAN MENGGUNAKAN TRIGONOMETRI

BUNYI UNIK YANG DIHASILKAN OLEH TELEPON DENGAN MENGGUNAKAN TRIGONOMETRI
DISUSUN BERDASARKAN STANDAR KELULUSAN UJIAN AKHIR SEMESTER


DISUSUN OLEH :
SARI NUR MEILISA (201010060311004)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PEMBAHASAN
Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
Sejarah telepon
• 1871, Natonio Meucci mematenkan penemuannya yang disebut sound Telegraph. Penemuannya ini memungkinkan adanya komunikasi dalam bentuk suara antara dua orang dengan menggunakan perantara kabel.
• 1875, perusahaan telekomunikasi The Bell mendapatkan hak paten atas penemuan Meucci yang disebut transmitters and Receivers for Electric Telegraphs. Sistem ini menggunakan getaran multiple baja untuk memberikan jeda pada sirkuit.
• 1876, perusahaan Bell mematenkan Improvement in Telegraphy. Sistem ini memberikan metode untuk mentransmisikan suara secara telegraf.
• 1877, The Charles Williams Shop merupakan tempat dimana telepon pertama kali dibuat dengan pengawasan Watson, yang selanjutnya menjadi departemen riset dan pengembangan dari perusahaan telekomunikasi tersebut. Alexander Graham Bell terus memantau produktivitas perusahaan tersebut sehingga pada akhir tahun sebanyak tiga ratus telepon dapat digunakan. Perusahaan Bell juga telah mematenkan telepon electro-magnetic yang menggunakan magnet permanen, diafragma besi, dan dering panggilan.
• 1878, papan pengganti secara manual ditemukan sehingga memungkinkan banyak telepon terhubung melalui sebuah saluran pertukaran. dibawah kepemimpinan Theodore N. Vail, perusahaan Bell mempunyai 10.000 telepon yang dapat digunakan.
• 1880, sirkuit metalic pertama dipasang. Sirkuit ini merupakan perbaharuan dari sirkuit one-wire menjadi two-wire. Perbaharuan ini membantu mengurangi gangguan yang seringkali dirasakan dengan penggunaan jalur one-wire.
• 1891, telepon dengan nomor dial pertama kali digunakan. Telepon akan bekerja secara otomatis menghubungkan penelepon ke operator dengan cara menekan nomor dial berdasarkan instruksi.
• 1915, telepon dengan sistem wireless pertama kali digunakan. Sistem ini memudahkan pengguna telepon untuk saling berhubungan lintas negara
Awal telepon sebagai alat komersial
• 1940, telepon mobile pertama kali digunakan secara komersial. Inovasi ini sebelumnya digunakan sebagai alat bantu perang untuk membidik tembakan dan meningkatkan kualitas radar. Selesai perang, ratusan telepon dipasang dengan menggunakan sistem ini. Microwave radio dipasang untuk hubungan jarak jauh.
• 1959, telepon Princess pertama kali diperkenalkan
• 1963, telepon dengan tombol bersuara diluncurkan
• 1971, perusahaan telekomunikasi mandiri diizinkan untuk mengemangkan sistem komunikasi yang dikembangkan untuk bisnis. Berjuta-juta saluran telepon telah digunakan masyarakat.
• 1983, Judge Harold Greene dengan sukses mengungguli perusahaan Bell yang sebelumnya telah dicabut hak monopolinya.
• 1899, AT&T atau The American Telephone and Telegraph Company telah mandapatkan asset dan mendapatkan hak paten dari perusahaan American Bell. AT&T didirikan tahun 1885 sebagai pemilik keseluruhan subsidi dari American Bell yang bertugas mendirikan dan mengoperasikan jaringan telepon jarak jauh.
• 1913, amplifirers elektric pertama kali dipraktekkan oleh AT&T. sistem ini memungkinkan adanya hubungan telepon antar-benua.
• 1927, AT&T memulai proyek layanan telepon lintas-atlantik di London dengan menggunakan dua jalur radio. Namun proyek ini masih jauh dari ideal karena banyak terjadi gangguan dalam radio, memiliki kapasitas yang kecil, dan biaya teleponnya yang mahal. Kemudian proyek ini dipindahkan menjadi lintas-pasifik pada tahun 1964.
• 1969, pengguna telepon di Amerika telah mencapai 90%. AT&T menjadi laboratorium sistem telepon paling baik di dunia.
• 1990, pertumbuhan komputer yang kemudian disusul dengan munculnya internet membuat pola pengiriman pesan bergeser dari percakapan menjadi pengiriman data.

Telepon digital
Public Switched Telephone Network (PSTN) dilakukan berdasarkan hubungan langsung antara sender dengan receiver yang harus menggunakan kabel tembaga, serat optic, satellite, fixed wireless, dan mobile wireless circuit. Penggunaan jaringan tersebut melibatkan komponen dasar yaitu telepon, network access, central office (CO), trunks and special circuit, dan customer premise equipment (CPE).perkembangan PSTN sebagai sistem telepon digital telah meningkatkan kapasitas dan kalitas jaringanya sehingga memungkinkan untuk menggunakan beberapa saluran komunikasi dalam sebuah medium pertukaran.

Telepon IP

Telepon IP (Internet Protocol) merupakan telepon teknologi baru yang menggunakan protokol internet dalam pengoperasiannya. Telepon IP ini dapat digunakan untuk memindahkan hubungan untuk mengganti suara, mengirim fax, paket video, dan bentuk penyampaian informasi lainnya yang telah digunakan pada sistem telepon terdahulu. Telepon IP menggunakan koneksi internet untuk mengirimkan data. Dalam perkembangannya, layanan telepon IP akan bekerja sama dengan perusahaan telepon lokal, provider jarak jauh seperti AT&T, perusahaan TV cabel, Internet Service Providers (ISPs), dan operator layanan wireless. Telepon IP merupakan bagian penting dalam penggabungan antara komputer, telepon, dan televise dalam satu lingkungan komunikasi. VoIP (Voice over IP) adalah pengorganisasian untuk menstandardisasi telepon IP. VoIP digunakan sebagai landasan untuk unified message (UM) dan unified communications (UC). Tanpa VoIP, integrasi dari berbagai program server akan sulit dilakukan. Jaringan yang ada pada IP bukan tipe yang siap untuk menghadapi lalu lintas VoIP sistem LAN harus dibagi antara VLAN dengan pesan suara dan data.
Jaringan generasi baru
Next-generation networks (NGN) mengubah pendekatan “satu jaringan, satu layanan” menjadi pengiriman berbagai layanan melalui satu jaringan. Didasarkan pada sistem internet protocol (IP), NGN dibangun pada pengembangan jaringan broadband, Voice over IP (VoIP), konvergensi fixed-mobile dan IP televisi (IPTV). Jaringan generasi baru ini menggunakan sejumlah teknologi seperti nirkabel dan mobile, serat dan kabel, atau dengan pembaharuan jalur tembaga yang ada. Negara yang telah mengadopsi teknologi ini adalah negara-negara maju. Negara berkembang dapat mengadopsi teknologi NGN ini dengan menggunakan akses broadband nirkabel sehingga membuat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dapat menghilangkan hambatan untuk berinovasi dan berinvestasi. Dalam perkembangan teknologi NGN, ada dua teknologi yang berperan pada jaringan berbasis transmisi optik, yaitu SDH dan DWDM. Kemampuan mengirimkan bandwidth pada SDH mencapai STM-64 (10 Gbps), sedangkan pada DWDM adalah n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps (n adalah jumlah panjang gelombang). Resiko dari besarnya kapasitas kedua teknologi ini adalah hilangnya informasi yang cukup besar saat terjadinya kegagalan dalam pengiriman jaringan. Sistem proteksi yang umum digunakan dalam NGN adalah proteksi perangkat, proteksi link, proteksi berdasarkan topologi, dan proteksi kanal optik (DWDM). Pada sistem proteksi perangkat, sinyal dari jalur kanal proteksi akan dibuang dan dialihkan ke kanal kerja jika sinyal yang diterima dari jalur ujung pengiriman sudah bekerja secara benar. Pada sistem proteksi link, link fisik yang digunakan menjadi pokok pengolahan proteksi. Namun, proteksi yang digunakan dalam NGN sangat bergantung pada kebutuhan jaringan itu sendiri. Keseluruhan tipe proteksi tersebut tidak ada yang memenuhi semua kebutuhan proteksi NGN.
Prinsip dasar telepon
Ketika gagang telepon diangkat, posisi telepon disebut off hook. Lalu sirkuit terbagi menjadi dua jalur di mana bagian positifnya akan berfungsi sebagai Tip yang menunjukkan angka nol sedangkan pada bagian negatif akan berfungsi sebagai Ring yang menunjukkan angka -48V DC. Kedua jalur ini yang nantinya akan memproses pesan dari sender untuk sampai ke receiver. Agar dapat menghasilkan suara pada telepon, sinyal elektrik ditransmisikan melalui kabel telepon yang kemudian diubah menjadi sinyal yang dapat didengar oleh telepon receiver. Untuk teknologi analog, transmisi sinyal analog yang dikirimkan dari central office (CO) akan diubah menjadi transmisi digital. Angka-angka sebagai nomer telepon merupakan penggabungan antara nada-nada dan frekuensi tertentu yang kemudian dinamakan Dual-tone multi-frequency DTMF dan memiliki satuan Hertz. Hubungan utama yang ada dalam sirkuit akan menjadi on hook ketika dibuka, lalu akan muncul getaran. Bunyi yang muncul di telepon penerima menandakan telepon telah siap digunakan.
Dual Tone Multiple Frequency (DTMF) adalah teknik mengirimkan angka angka pembentuk nomor telpon yang di-kode-kan dengan 2 nada yang dipilih dari 8 buah frekuensi yang sudah ditentukan. 8 frekuensi tersebut adalah 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz, 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz, seperti terlihat dalam Gambar dibawah angka 1 di-kode-kan dengan 697 Hz dan 1209 Hz, angka 9 di-kode-kan dengan 852 Hz dan 1477 Hz. Kombinasi dari 8 frekuensi tersebut bisa dipakai untuk meng-kode-kan 16 tanda, tapi pada pesawat telepon biasanya tombol ‘A’ ‘B’ ‘C’ dan ‘D’ tidak dipakai.

Gambar Kombinasi nada DTMF
Teknik DTMF meskipun mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan cara memutar piringan angka, tapi secara tehnis lebih sulit diselesaikan. Alat pengirim kode DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing-masing membangkitkan frekuensi ‘aneh’ di atas, ditambah dengan rangkaian pencampur frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang terpilih.
Teknik DTMF meskipun mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan cara memutar piringan angka, tapi secara tehnis lebih sulit diselesaikan. Alat pengirim kode DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing-masing membangkitkan frekuensi ‘aneh’ di atas, ditambah dengan rangkaian pencampur frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang terpilih.



Tabel Frekuesi pada tombol-tombol DTMF

Dari table di atas terlihat bahwa di dalam DTMF ada 16 nada berbeda. Masing-masing nada merupakan penjumlahan dari dua buah frekuensi, satu dari suatu rendah dan satu dari frekuensi tinggi. Ada empat frekuensi berbeda pada setiap kelompok. Pada telepon hanya menggunakan 12 nada dari 16 nada yang ada, terdiri dari 4 baris (R1, R2, R3 dan R4) dan 3 kolom (C1, C2 dan C3). Kolom dan Baris memilih frekuensi dari yang rendah dan frekuensi tinggi menggolongkan berturut-turut. Masing-Masing tombol ditetapkan oleh penempatan kolom dan baris nya. Sebagai contoh tombol “5″ terdapat pada baris 1 (R2) dan kolom 1 (C2) sehingga mempunyai frekuensi 770+ 1336= 2106 Hz . Tombol “9″ terdapat pada baris 2 (R3) dan kolom 2 (C3) dan mempunyai suatu frekuensi 852+ 1477= 2329 Hz.
Studi Kasus Pada Telepon dengan Menggunakan Trigonometri
Pada sebuah telepon, tiap tombol menghasilkan suatu bunyi unik. Bunyi yang dihasilkan adalah jumlah dari dua nada, dinyatakan oleh y = sin 2 πht. Dengan l dan h adalah frekuensi rendah (low) dan tinggi (high) dalam siklus persekon, seperti ditunjukkan pada ilustrasi. Sebagai contoh jika anda menyentuh tombol “7” frekuensi rendahnya adalah l = 852 siklus persekon dan frekuensi tinggi adalah h = 1209 siklus persekon. Bunyi yang dipancarkan dengan menyentuh tombol “7” adalah y = sin 2π(852)t + sin 2π(1209)t.
a. Tuliskanlah bunyi ini sebagai suatu hasil kali dari sinus dan cosinus !
b. Tentukan nilai maksimum y !
Penyelesaian :
a. 2 sin 2π 852 . sin 2π 1209 = 2 sin 2.22/7. 852 . sin 2.22/7. 1209
= 2 sin 44/7 852 . sin 44/7 1209
= -1,40359. 0,6351157698
= -0,8914421434
2 cos 2π 852 . cos 2π 1209 = 2 cos 2.22/7.852. sin 2.22/7.1209
= 2 cos 44/7 .cos 44/7 1209
= 0,71231609. 0.7724169592
= 2. O,5502050282
= 1,100410056
b. y = sin 2π 852 +sin 2π 1209
= sin 2.22/7 852 +sin 2.22/7 1209
= sin 44/7 852 + sin 44/7 1209
= -0,7017979029 + 0,6351157698
= - 0,06662153306

Identitas Nasional

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,dimana telah memberikan anugrah dan rahmatnya dalam mengerjakan makalah “Identitas Nasional dalam Proses Berbangsa dan Bernegara”.Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang identitas nasional dalam proses berbangsa dan bernegara.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen dan pihak-pihak lain yang turut memberikan dukungan dan bimbingan untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat,ridho,berkah serta hidayahnya kepada penulis, karena hanya kepada-Nya tempat bergantung harapan dan do’a.
Amin, Amin ya Robbal ‘Alamin....

Malang, 29 November 2010
Kelompok 1

Penyusun


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa teori yang mengatakan tentang definisi negara, yaitu :
1. Roger H. Soltau: “Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat” (The state is an agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of the community).
2. H J. Laski:”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yg bersifat memaksa dan yg secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yg merupakan bagian dari masyarakat itu.
3. Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yg mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah” (The state is a human society that (succesfully) claims the monopoly of the legitimate use of physical force within a given territory).
4. Robert M. MacIver:”Negara adalah asosiasi yg menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalm suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yg diselenggarakan oleh suatu pemerintah yg utk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Jadi, negara adalah suatu daerah teritorial yg rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yg berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan. Jadi, “Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional. Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah terbentuknya suatu negara ?
2. Bagaimana proses terbentuknya suatu negara yang memiliki suatu identitas nasional ?
3. Faktor-faktor apa saja yang membentuk suatu negara dalam identitas nasional ?

C. Tujuan

1. Agar penulis dapat memahami tentang identitas nasional.
2. Pembaca bisa memahami tentang negara yang memiliki identitas nasional.

D. Manfaat
Agar pembaca dan penulis bisa mendapatkan wawasan tentang terbentuknya negara dan identitas nasional.















BAB 2
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Negara
Terangkum dlm 2 model (Ken’ichiro dalam Ramlan Surbakti):
1. Model Ortodoks: terbentuknya negara/negara bangsa diawali adanya perikatan emosional dlm imaji bangsa tersbt. Melalui pengalaman bersama dan perasaan primordial maka negara terbentuk. Ketika konstruksi negara mewujud perlahan2 rezim politik dirumuskan dan ditetapkan sesuai dng preferensi ideologi yg mrk anggap baik, sehingga mencapai kebaikan bersama. Ex: Bangsa Yahudi-Negara Israel
2. Model Mutakhir: adanya negara sebagai entitas pertama, yg terbentuk melalui proses trsendiri, baru kemudian muncul suku2 yg pd akhirnya dpt melahirkan bangsa2. EX: Bangsa Yahudi-USA Model ortodoks menghasilkan bangsa negara yang relatif homogen. Contoh Israel. Model mutakhir menghasilkan bangsa negara yang relatif heterogen. Contoh AS.
Perbedaan Ortodoks dan Mutakhir :
Ada tidaknya perubahan unsur dalam masyarakat:
• Dalam ortodoks partisipasi politik & rezim politik dianggap terpisah dari proses integrasi nasional
• Dalam mutakhir, partisipasi politik & rezim politik merupakan hal yang tak terpisahkan
Derajat partisipasi politik dan rezim politik :
• Dalam model ortodoks muncul setelah terbentuknya bangsanegara
• Dalam model mutakhir, kesadaran politik muncul sebelum mendahului bahkan menjadi kondisi awal terbentuknya negara
Kesadaran politik masyarakat :
• Model ortodoks membutuhkan waktu yang singkat yakni hanya membentuk struktur pemerintahan bukan pembentukan identitas
• Model mutakhir butuh waktu lama karena harus mencapai kesepakatan identitas kultural yang baru
Lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan bangsa & negara :
• Model ortodoks tidak mengalami perubahan unsur karena unsur bangsa membentuk negara.
• Model mutakhir mengalami perubahan unsur dari banyak bangsa menjadi satu bangsa-negara

C. 2 Pendekatan Terjadinya Negara
- Secara teoritis: teori ketuhanan, perjanjian masyarakat (kontrak sosial), teori kekuasaan, teori klas.
- Secara praksis/empiris ditinjau dng 2 cara yaitu pertumbuhan primer dan sekunder.
- Pertumbuhan primer adl pertumbuhan negara yg berawal dari bentuk sederhana (pelbagai hal terotonomi pd individu) yg kemudian berkembang melalui tingkat2an lbh tinggi menuju negara yg penuh pengontrolan (sentralisasi). (Kelompok yg punya kepentingan sama-kerajaan-negara).

D. Teori Munculnya Negara
1. Teori fungsionalis menjelaskan bahwa lahirnya negara oleh karena adanya kebutuhan yg dirasakan oleh induvidu2 dlm suatu wilayah utk mendpt keuntungan lebih dng cara mengorganisir dan mengkoordinasikan diri mereka ke dalam entitas organisasi yg besar.
2. Teori Marxis, asal mula negara adalah konflik. Negara adl badan politik yg berfungsi, melindungi kepentingan ekonomi klas yg dominan di dlm masy berklas (berstrata). Dng terbaginya klas2 dlm masy, mk negara menjadi suatu keharusan dlm rangka menjaga n memelihara kepentingan ekonomi klas atas/elite.

E. Definisi Negara
Ada beberapa teori terbentuknya negara :
• Roger H. Soltau: “Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat” (The state is an agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of the community).
• H J. Laski:”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yg bersifat memaksa dan yg secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yg merupakan bagian dari masyarakat itu.
• Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yg mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah” (The state is a human society that (succesfully) claims the monopoly of the legitimate use of physical force within a given territory)
• Robert M. MacIver:”Negara adalah asosiasi yg menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalm suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yg diselenggarakan oleh suatu pemerintah yg utk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Jadi, negara adalah suatu daerah teritorial yg rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yg berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.

F. Terbentuknya bangsa negara :

1. Pengelompokkan masyarakat atas dasar kesamaan identitas (sistem nilai)
2. Pengelompokkan masyarakat atas dasar adanya satu struktur kekuasaan yang memerintah (integrasi politik)

G. Faktor pembentuk identitas bersama :

• Primordial
• Sakral
• Tokoh
• Bhineka tunggal ika
• Konsep sejarah
• Perkembangan ekonomi
• kelembagaan

Pengertian Identitas Nasional
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan. Jadi, “Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.

Parameter Identitas Nasional
Parameter artinya suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu itu menjadi khas. Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa.Indikator identitas nasional itu antara lain:
1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara: bendera, bahasa, lagu kebangsaan.
3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan:bangunan, peralatan manusia, dan teknologi.
4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa:budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
Unsur-unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan ukuran parameter sosiologis, yaitu:
 suku bangsa,
 kebudayaan,
 bahasa,
 kondisi georafis.

Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia
► Sejarah
► Kebudayaan:
• Akal budi
• Peradaban: i-pol-ek-sos-han
• Pengetahuan
► Budaya Unggul
► Suku Bangsa: keragaman/majemuk
► Agama: multiagama
► Bahasa


,BAB III
KESIMPULAN



Negara adalah suatu daerah teritorial yg rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yg berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Terbentuknya bangsa negara :

1. Pengelompokkan masyarakat atas dasar kesamaan identitas (sistem nilai)
2. Pengelompokkan masyarakat atas dasar adanya satu struktur kekuasaan yang memerintah (integrasi politik)
Faktor pembentuk identitas bersama :

• Primordial
• Sakral
• Tokoh
• Bhineka tunggal ika
• Konsep sejarah
• Perkembangan ekonomi
• kelembagaan

Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.